Halaman

Rabu, 11 Januari 2012

MATEMATIKA SEDEKAH

Ustad Yusuf Mansur dan Matematika Sedekah



Pada bulan Ramadhan tahun ini, di layar TV hampir setiap hari muncul wajah ustad muda yang namanya sedang melejit. Dialah ustad Yusuf Mansur, ustad muda dari Betawi. Usianya memang masih sangat muda, setelah mencari data lewat Mbah Google saya baru tahu kalau dia lahir pada tanggal 19 Desember 1976, jadi usianya baru 33 pada tahun ini. Wajahnya yang baby face, bersih, dan terkesan imut-imut.

Setelah pamor Aa Gym redup, ada beberapa ustad muda yang tengah naik daun. Mereka diantaranya adalah Ustad Jefry, Ustad Arifin Ilham, dan Ustad Yusuf Mansur (Ustad = guru). Kalau ustad Jefry dikenal sebagai “ustad gaul” karena dia populer di kalangan anak-anak muda. Kalau Ustad Arifin Ilham populer dengan majelis dzikirnya yang menghadirkan ribuan ummat dengan dress code putih-putih. Oh ya, saya ada sedikit kritikan buat Arifin Ilham, menurut saya dzikir itu tidak perlu dilakukan secara massal dan terbuka seperti itu, apalagi disiarkan secara langsung oleh televisi yang menampilkan Ustad Arifin Ilham menangis tersedu-sedu diikuti oleh para jamaahnya. Kurang sreg gitu, menurut saya eksploitasi seperti itu dapat mengurangi kekhusukan dzikir sebagai ibadah personal antara makhluk dengan Khaliknya.

Namun terhadap ustad Yusuf Mansur saya memberi respon positif. Saya mengikuti ceramah, diskusi, maupun obrolan dari ustad ini di televisi. Kata-katanya sederhana namun bernas dan mengena di hati. Ustad Yusuf Mansur mengusung tema “shadaqoh” atau sedekah dalam setiap dakwahnya. Dia mengajak ummat Islam untuk rajin bersedekah. Sebagian besar ummat Islam memahami sedekah adalah sebuah pemberian secara ikhlas untuk membantu orang dhuafa, misalnya memberi sedekah kepada pengemis, anak yatim, orang miskin, dan kaum papa lainnya. Setelah memberi sedekah umumnya kita melupakan pemberian tadi dan menganggap sedekah sebagai hal yang biasa saja.

Tapi, di “tangan” ustad Yusuf Mansur, makna sedekah (giving) lebih dari sekedar memberi. Dia menulis di dalam bukunya, The Power of Giving, tentang manfaat bersedekah. Sedekah tidak hanya untuk mensucikan harta, tetapi juga dapat menghapus dosa, memperoleh ampunan Allah, mendapatkan ridha dan kasih sayang dari Allah, memperoleh bantuan dari Allah, dan memakbulkan doa-doa. Dia menjelaskan konsep yang bernama “matematika sedekah”. Konsep matematika sedekah tidak sama dengan matematika yang kita kenal. Dasarnya ada pada Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 160 dimana Allah menjanjikan balasan 10 kali lipat bagi mereka yang mau berbuat baik (bersedekah adalah salah satu perbuatan baik):

Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). QS. Al-An’am (6) : 160

Begini konsep matematika sedekah itu:
Menurut pelajaran matematika yang kita kenal di sekolah dasar,
10 – 1 = 9,
tetapi, di dalam matematika sedekah,
10 – 1 = 19,
sebab setiap kali kita bersedekah dengan memberikan satu unit rizki (harta) kita, Allah akan menggantinya (membalasanya) 10 kali lipat.

Jika matematika sedekah itu dilanjutkan, maka kita memperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:
10 – 2 = 28
10 – 3 = 37
10 – 4 = 46
10 – 5 = 55
10 – 6 = 64
10 – 7 = 73
10 – 8 = 82
10 – 9 = 91
10 – 10 = 100

Jadi, setelah 10 unit harta kita habis disedekahkan, maka kita memperoleh balasan dari Allah SWT 10 kali lipat dari semula, yaitu 100 unit. Matematika sedekah ini juga menjelaskan bahwa seseorang tidak akan jatuh miskin karena sering bersedekah, sebaliknya rizkinya makin bertambah. Subhanallah. Karena itu tidaklah perlu seseorang mempunyai sifat pelit atau kikir kepada orang lain.

Apakah balasan dari Allah SWT yang 10 kali lipat itu? Apakah berupa rezki yang jumlahnya 10 kali lipat dari harta yang kita sedekahkan? Wallahu alam, bisa begitu atau dalam bentuk yang lain, hanya Allah yang tahu. Balasan dari Allah SWT bisa berupa bantuan yang tidak terduga datangnya, bisa juga berupa dikabulkannya doa dan keinginan yang selama ini selalu dipinta. Ustad Yusuf Mansur menghadirkan kisah orang-orang yang mendapat anugerah tidak terduga karena kebiasaan bersedekah. Ada tukang bubur ayam keliling yang mendapat hadiah naik haji, ada wanita yang sudah “pertu” (perawan tua) mendapat jodoh, ada orang yang terlilit hutang yang ditolong orang lain sehingga hutangnya lunas, dan sebagainya. Ini membuktikan bahwa memang Allah SWT membalas pemberian ummat-Nya dengan balasan yang tidak pernah ia bayangkan.

Satu hal yang pasti, Allah SWT sangat menyayangi ummat-Nya. Bersedekah atau memberi dapat mengijabah doa dan memudahkan banyak urusan. Memberi itu memang menakjubkan, giving is amazing.

TUJUAN BELAJAR


Tujuan belajar
-          Hal ihwal pengetahuan
-          Personal
-          Kelakuan, keterampilan
Sifat-sifat bahan ajar

-          Visual activities
-          Oral activities
-          Listening activities
-          Writing activities
-          Drawing
-          Motor activities
-          Mental activities
-          Emotional activities


Visual activities
-    Membaca
-    Memperhatikan gambar
-    Memperhatikan demonstrasi
-    Percobaan dan pekerjaan orang lain

Oral activities
-    Memberi saran
-    Mengeluarkan pendapat
-    Mengadakan wawancara
-    Diskusi
-    Interupsi

Listening activities
-    Mendengarkan uraian
-    Percakapan
-    Diskusi
-    Music
-    Pidato ceramah
Writing activities
-    Mencatat poin penting
-    Menulis karangan
-    Cerita menyusun angket
-    Menyalin

Drawing
-    Menggambar
-    Membuat grafik
-    Peta diagram

Motor activities

-          Melakukan percobaan
-          Membuat konstruksi
-          Model mereparasi
-          Bermain
-          Berkebun
-          Beternak


Mental activities
-    Menanggapi
-    Mengingat
-    Memecahkan so’al
-    Melihat hubungan
-    Mengambil keputusan

Emotional activities

-          Menaruh minat
-          Merasa bosan
-          Gembira
-          Bersemangat
-          Bergairah
-          Berani
-          Tenang
-          gugup


Senin, 26 Desember 2011

PERKEMBANGAN SOSIAL


AKHIR MASA KANAK-KANAK
Akhir masa kanak-kanak (late childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saat individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa akhir kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu. Masuk kelas satu merupakan peristiwa penting bagi kehidupan setiap anak sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku.
Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini dan anak mempersiapkan diri, secara fisik, psikologis untuk memasuki masa remaja.
Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat secara tepat diketahui, tetapi orang tidak mengetahui secara tepan kapan periode ini berakhir karena kematangan seksual – yaitu kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja – timbulnya tidak selalu pada usia yang sama.
Ciri Akhir Masa Kanak-kanak
Orang tua, pendidik dan ahli psikologis memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari periode akhir masa kanak-kanak ini.
Label yang digunakan oleh orangtua. Bagi banyak orang tua akhir masa
kanak-kanak merupakan usia yang menyulitkan – suatu masa di mana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya dari pada oleh orang tua dan anggota keluarga lain.
Dalam keluarga yang terdiri dari anak laki-laki dan perempuan, sudah jamak bila anak laki-laki mengejek saudara perempuannya – suatu pole perilaku yang berasal dari hubungannya dengan teman-teman di luar rumah.
Label yang Digunakan oleh Para Pendidik. Para pendidik melabelkan akhir
masa kanak-kanak dengan usia sekolah dasar. Para pendidik juga memandang periode
ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi – suatu masa di mana anak
membentuk kebiasaan utnuk mencapai sukses tidak sukses atau sangat sukes.
Apabila anak mengembangkan kebiasan untuk bekerja sesuai atau di bawah atau di atas kemampuannya, kebiasaan ini akan menetap dan cenderung mengenai semua bidang kehidupan anak, tidak hanya di bidang akademik saja.
Label yang Digunakan Ahli Psikologi. Bagi ahli psikologi, akhir masa
kanak-kanak adalah usia berkelompok – suatu masa dimana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman atau sebaya sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang bergensi dalam pandangan teman-temannya.
Bagi anak 7 atau 8 tahun, ukuran “dosa” yang paling buruk berbeda dari ukuran anak lain…. Ia meniru pakaian dan perilaku anak yang lebih tua dan mengikuti peraturan kelompk sekalipun bertentangan dengan peraturan dirinya, keluarga dan peraturan sekolah.
Akhir masa kanak-kanak seringkali disebut usia bermain oleh ahli psikologi bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain daripada dalam periode- periode lain – hal mana tidak dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah – melainkan karena terdapat tumpang tinding antara ciri-ciri kegiatan bermain anak- anak yang lebih mudah dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja.
Perkembangan Fisik pada Akhir Masa Kanak-kanak
Akhir masa kanak-kanak merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadi perubahan-perubahan pubertras, kira-kira dua tahun sebelum anak secara seksual menjadi matang pada saat mana pertumbuhan dan perkembangan pesat.
Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat dalam akhir masa kanak-kanak.
Kesehatandan gizi yang baik merupakan faktor penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak. Anak yang diberi imunisasi terhadap penyakit selama awal masa kanak-kanak tumbuh lebih besar daripada anak yang tidak diberi imunisasi. Ketegangan emosional juga mempengaruhi petumbuhan fisik.
Perbedaan seks dalam pertumbuhan fisik yang pada tahun-tahun sebelumnya
hampir tidak tampak menonjol dalam akhir masa kanak-kanak.
Keterampilan Awal Masa Kanak-kanak
Pada permulaan akhir masa kanak-kanak, anak-anak mempunyai sejumlah besar ketrampilan yang mereka pelajari selama tahun-tahun prasekolah. Perbedaan seks yang menonjol misalnya, tidak hanya terdapat dalam keterampilan bermain juga dalam tingkat kesempurnaan menampilkan permainan tersebut.
Status sosial ekonomi keluarga juga sangat mempengaruhi jumlah dan jenis
keterampilan yang dipelajari anak-anak.
Kemajuan Berbicara
Dengan meluasnya cakrawala sosial anak-anak, anak menemukan bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat di dalam kelompok. Bantuan untuk memperbaiki pembicaraan pada akhir masa kanak-kanak berasal dari empat sumber. Pertama, orang tua dari kelompok sosial ekonomi menengah ke atas merasa bahwa berbicara sangat penting sehingga mereka memacu anak-anak mereka untuk berbicara lebih baik dengan memperbaiki setiap ucapan yang salah.
Kedua, radio dan televisi memberikan contoh yang biak bagi pembicaraan anak-anak yang lebih besar sebagaimana halnyta bagi anak-anak selama tahun-tahun pra sekolah.
Ketiga, setelah anak belajar membaca, ia menambah kosa kata dan terbiasa dengan bentuk kalimat yang benar. Dan keempat, setelah anak mulai sekolah, kata- kata yang salah ucap dan ati-arti yang salah biasanya cepat diperbaikioleh guru.
Bidang-bidang yang mengalami kemajuan
Meskipun semua anak di sekolah diberi kesempatan yang sama untuk memperbaiki pembicaraan namun terdapat sejumlah perbedaan yang menonjol dalam kemajuan yan g dicapai.
Penambahan kosa kata. Sepanjang akhir masa kanak-kanan penambahan
kosa kata umum terjadi secara tidak teratur. Anak yang lebih besar tidak hanya belajar banyak kata baru tetapi juga mempelajari arti baru dari kata-kata lama. Di samping mempelajari kata-kat baru dalam kosakata umum, anak menambah “kosa kata khusus” – kosa kata yang terdiri dari kata-kata dengan arti khusus dan penggunaan yang terbatas.
Pengucapan. Kesalahan dalam pengucapan kata-kata lebih sedikit pada usia
ini daripada sebelumnya. Namun tidak sedikian halnya pada anak dari kelompok yang sosial ekonominya yang lebih rendah yang di rumah lebih banyak mendengar kata-kata salah ucap daripada anak dari lingkungan rumah yang lebih baik, apalagi anak dari lingkungan rumah yang berbahasa dua.
Pembentukan kalimat. Anak usia enam tahun harus sudah menguasai hampir
semua jenis struktur kalimat. Berangsur-angsur setelah usia sembilan anak mulai
menggunakan kalimat yang lebih sikat dan lebih padat.
Kemajuan dalam Pengertian
Peningkatan dalam pengertian juga dibantu oleh pelatihan konsentrasi di seolah. Anak segera mengetahui bahwa ia harus menaruh perhatian terhadap setiap kejadian di kelas – apa yang dikatakan oleh guru-guru dan teman-teman kalau ingin mengerti semua pelajaran dengan baik.
Mungkin bantuan yang paling penting untuk meningkatkan pengertian adalah peralihan yang biasanya terjadi dari pembicaraan egosentris ke pembicaraan sosial. Selama anak berbicara mengenai diri sendiri, ia selalu berpikir tentang diri sendiri.
Isi Pembicaraan
Saat anak mengalihkan pembicaraan egosentris kepada pembicaraan yang
bersifat sosial tidak sepenuhnya bergantung pada usia, tetapi juga begantung pada
kepribadian, banyaknya kontak sosial, kepuasaan yang diperoleh dari kontak sosial
dan besarnya kelompok kepada siapa ia berbicara.
Kalau anak berbicara tentang dirinya sendiri, biasanya terjadi dalam bentuk bualan. Anak membual tentang segal ahal yang berhubungan dengan diri sendiri seperti kehebatannya dalam ketrampilan dan prestasi.
Banyak Bicara
Tahap mengobrol, yang merupakan ciri dari awal masa kanak-kanak,
berangsur-angsur digantikan oleh pembicaraan yang terkendali dan lebih
terseleksi.
Emosi dan Ungkapan Emosi
Anak segera mengetahui bahwa ungkapan emosi, terutama emosi yang kurang baik, secara sosial tidak diteirma oleh teman-teman sbaya. Keinginan kuat untuk mengendalikan emosi tidak berlaku di rumah. Tidak semua emosi pada usia ini menyenangkan. Banyak ledakan amarah terjadi dan anak menderita kekhawatiran dan perasaan kecewa.
Minat dan Kegiatan Bermain pada Akhir Masa Kanak-kanak
Karena anak sudah sekolah dan mempunyai pekerjaan rumah, waktu untuk bermain lebih sedikit di bandingkan dengan ketika mia masih berada dalam tahun- tahun prasekolah.
Bermain Konstruktif. Membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja,
tanpa memikirkan manfaatnya merupakan bentuk permainan yang populer di antara
anak-anak yang lebih besar.
Menjelajah. Seperti anak yang lebih muda, anak yang lebih besar senang
memuaskan keingintahuan tentang hal-hal baru yang berbeda dengan menjelajahinya.
Mengumpulkan. Mengumpulkan sebagai bentuk bermain meningkat dengan
berjalannya masa kanak-kanak, karena kegiatna mengumpulkan berfungsi sebagai sumber
iri hati dan gengsi di antara teman-teman dan juga memberi kesenangan bagi kolektor.
Permainan Olah Raga. Anak yang lebih besar tidak puas lagi memainkan jenis-
jenis permainan yang sederhana dan tidak terdirensiasi, yang merupakan permainan awal masa kanak-kanak. Pada akhir masa kanak-kanak, penekanan dalam permainan dan olah raga ditujukan pada kesesuaian dan kelompok seks.
Hiburan. Apabila anak tidak bersama kelompoknya – pada malam hari, hari-hari
libur atau bila baru sembuh dari sakit – ia meluangkan waktu bebasnya dengan menghibur
diri seperti membaca komik, mendengarkan radio, menonton televisi atau melamun.
Peningkatan dalam Pengertian
Dengan masuk sekolah dunia dan minat anak-anak bertambah luas. Anak menghubungkan arti baru dengan konsep lama berdasarkan apa yang dipelajari setelah masuk sekolah.
Karena pengalaman anak yang lebih besar, lebih beragam daripada pengalaman anak prasekolah, dapatlah dimengerti bahwa konsepunya berubah ke berbagai arah dan menjadi semakin beragam.
Sikap dan Perilaku Moral
Apabila awal masa kanak-kanak akan berakhir konsep moral anak tidak lagi sesempit dan sekhusus sebelumnya. Kohlberg mengatakan bahwa kalau kelompok sosial menerima peraturan-peraturan yang sesuai bagi semua anggota kelompok, ia harus menyesuaikan diri dengan peraturan untuk menghindari penolakan kelompok dan celaan.
-
Perkembangan kode moral
-
Peranadan disiplin dalam perkembangan moral
-
Pelanggaran hukum pada akhir masa kanak-kanak
Minat pada Akhir Masa Kanak-kanak
Karena adanya perbedaan dalam kemampuan dan pengalaman, minat anak yang
lebih besar lebih beragam daripada minat anak yang lebih muda.
Efek Minat. Minat yang dikembangkan sangat mempengaruhi perilaku tidak
saja selama periode masa kanak-kanak tetapi juga sesudahnya. Akibatnya, anak cenderung memandang enteng dan menganggap bahwa anak akan “mengakhiri” minat-minat ini dengan bertambahnya usia dan bertambah luasnya pengalaman.
Penggolongan Peran Seks
Penggolongan peran seks, yang segera sesudah dilahirkan, sekarang dilanjutkan dengan perantara baru yang berperan penting dalam proses penggolongan ini. Tidak diragukan lagi, kekuatan yang paling penting dalam penggolongan peran seks selama akhir masa kanak-kanak berasal dari tekanan teman-teman sebaya.
Efek Penggolongan Peran Seks. Penggolongan peran seks berpengaruh pada
perilaku dan penilaian diri anak-anak. Dalam penampilan, pakaian dan bahkan, gerak- gerik, anak berusaha meciptakan kesan akan kesesuain dengan pran seks. Pada saat duduk di kelas dua, anak sudah sadar akan penampilan yang dianggap sesuai dengan peran seks.
Perubahan-perubahan dalam Hubungan Keluarga pada Akhir Masa Kanak-kanak
Kemerosotan dalam hubungan keluarga yang dimulai pada bagian akhir masa bayi dan terus berlangsung melalui awal masa kanak-kanak, semakin mengganggu perkembangan anak dengan berjalannya akhir masa kanak-kanal. Hal ini juga menyebabkan perasaan tidak aman dan tidak bahagia.
Efek dari Hubungan Keluarga
Pertama, pekerjaan di seolah dan sikap anak terhadap sekolah sangat
dipengaruhi oleh hubungannya dengan anggota keluarga.
Kedua, hubungan keluarga mempengaruhi penyesuaian diri secara sosial di
luar rumah.
Ketiga, peran yang dimainkan di rumah menentukan pola peran di luar rumah, karena peran yang harus dilakukan di rumah dan jenis hubungan dengan kakak-adik membentuk dasar bagi hubungannya dengan teman-teman di luar rumah.
A. MAKNA PERKEMBANGAN SOSIAL
            Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bersosialisasi (sozialed), memerlukan tiga proses. Dimana masing-masing proses tersebut terpisah dan sangat berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu. Menurut Hurlock (1996) tiga proses dalam perkembabangan sosial adalah sbb:
1.       Berprilaku  dapat diterima secara sosial
Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang prilaku yang dapat diterima. Untuk dapat bersosialisasi, seseorang tidak hanya harus mengetahui prilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan prilakunya sehingga  ia bisa diterima sebagain dari masyarakat atau lingkungan sosial tersebut.
      2.   Memainkan peran  di lingkungan sosialnya.
            Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan setiap anggota dituntut untuk dapat memenuhi tuntutan yang diberikan kelompoknya.
      3.   Memiliki Sikap yang positif terhadap kelompok Sosialnya
Untuk dapat bersosialisasi dengan baik, seseorang harus menyukai orang yang menjadi kelompok  dan aktifitas sosialnya. Jika seseorang disenangi berarti, ia berhasil dalam penyesuaian sosial  dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka menggabungkan diri.

B.  ESENSI SOSIALISASI PADA ANAK
            Sikap anak-anak  terhadap orang lain dalam   bergaul  sebagian besar  akan sangat tergantung pada pengalaman belajarnya selama tahun-tahun awal kehidupan, yang merupakan masa pembentukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Maka ada  empat faktor yang mempengaruhinya :
Pertama, kesempatan yang penuh untuk bersosialisasi adalah penting bagi anak-anak,  karena ia tidak dapat belajar hidup bersosialisasi  jika kesempatan  tidak dioptimalkan.  Tahun demi tahun  mereka semakin membutuhkan ksempatan untuk bergaul dengan banyak orang, jadi tidak hanya dengan anak yang umur dan tingkat perkembangannya sama, tetapi juga dengan orang  dewasa  yang umur dan lingkungannya yang berbeda.
Kedua, dalam keadaan bersama, anak tidak hanya harus mampu berkomunikasi dalam kata-kata yang dapat dimengerti orang lain, tetapi juga harus mampu  berbicara tentang topik yang dapat dipahami  dan dapat menceritakannya secara  menarik kepada orang lain. Perkembangan bicara merupakan hal yang terpenting bagi perkembangan sosialisasi anak.
Ketiga, anak akan belajar bersosialisasi  jika mereka mempunyai motivasi  untuk melakukannya. Motivasi ini sangat  bergantung pada tingkat kepuasaan yang  diberikan kelompok sosialnya  kepada anak. Jika mereka memperoleh kesenangan melalui hubungan dengan orang lain, mereka akan mengulangi hubungan tersebut.
Keempat, metode  belajar yang efektif dengan bimbingan yang tepat adalah penting. Dengan metode coba ralat, anak akan  mempelajari beberapa perilaku yang penting bagi perilaku sosialnya.

C.  MASA KANAK-KANAK AKHIR
Akhir masa anak-anak (Late childhood) berlangsung pada usia 6 tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada masa awal dan masa akhir anak-anak ditandai oleh  kondisi yang sangat mempengaruhi perkembangan sosial anak.
            Permulaan masa akhir anak-anak ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu Sekolah Dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupannya, juga bagi  yang pernah mengalami situasi Pra Sekolah. Sementara untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan bagi sebagian anak terasa sulit, karena kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak seimbang; anak mengalami gangguan emosional, sehingga sulit untuk dapat bekerja sama. Oleh karena itu, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting yang sangat menentukan bagi perkembangan sosialnya  sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, prilaku dan nilai bagi anak.
            Tibanya akhir masa anak-anak sulit untuk  diketahui secara tepat  kapan periode ini berakhir, karena kematangan seksual  sebagai  kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa anak-anak dan pubertas  timbulnya tidak selalu sama pada setiap anak.  Salah satu penyebabnya adalah karena perbedaan  kematangan seksual. Biasanya  anak laki-laki  mengalami masa anak-anak  lebih lama dibandigkan  anak perempuan.  Secara umum  anak perempuan masa akhir anak-anak berlangsung antara usia 6 – 13 tahun berarti  rentang waktunya sekitar 7 tahun. Sedangkan  bagi anak laki-laki berlangsung antara 6 – 16 tahun, berarti  rentang waktu sekitar  8 tahun.

D. PERKEMBANGAN SOSIAL AKHIR MASA ANAK-ANAK
A. Sosialisasi Dengan Anggota Keluarga
            Ketika seseorang memasuki usia  akhir masa anak-anak maka biasanya para orang  tua mulai memberikam waktunya yang lebih sedikit. Menurut suatu investivigasi tentang banyaknya waktu yang digunakan orang tua bersama anak, maka   waktu yang dihabiskan oleh orang tua untuk mengasuh,  mengajar, berbicara dan bermain dengan anak-anak yang telah memasuki masa akhir kurang dari setengah waktu yang dihabiskan ketika anak masih lebih kecil (Hill & Stafford, 1980). Pada umumnya anak-anak pada masa akhir, lebih diarahkan  dalam mengerjakan tugas-tugas sederhana secara sendiri. Misalnya pekerjaan-pekerjaan membersihkan kamar, membersihkan dapur, dll. Selain dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti itu menyebabkan interaksi dengan orang tua menjadi berkurang.
            Perubahan-perubahan pada kehidupan  orang tua seperti, kedua orang tua yang bekerja, perceraian, single parent, sangat mempengaruhi hakekat interaksi orang tua  dengan anak pada masa akhir anak-anak. Ketika tuntutan pengasuhan mulai berkurang biasanya  para ibu  akan lebih memilih kembali  karir atau memulai suatu kegiatan baru. Hal ini menyebabkan  waktu yang harusnya lebih  diberikan untuk membimbing  dan mengasuh anak malah digunakan untuk kegiatan  pengembangan karir khususnya  bagi para ibu.

B. Sosialisasi Di Sekolah
            Akhir masa anak-anak sering disebut sebagai ”usia berkelompok”, (gang) karena pada masa ini ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok di sekolahnya. Ia merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya. Anak tidak lagi puas bermain sendiri di rumah atau dengan saudara kandung atau melakukan kegiatan dengan angota keluarga. Anak ingin bermain bersama teman-teman sekolahnya dan akan merasa kesepian serta tidak puas bila tidak bersama teman-temannya tersebut.
            Sosialisasi  anak di sekolah pada umumnya terjadi atas dasar interest dan aktvitas bersama. Hubungan persahabatan dan hubungan peer group di sekolah bersifat timbal balik dan biasanya diantara sesama anggota kelompok ada saling pengertian,  saling membantu, saling percaya dan saling menghargai serta menerima satu sama lain.

C. Sosialisasi Dengan Teman Sebaya  
            Selama masa pertengahan dan akhir,  biasanya anak lebih banyak meluangkan waktunya dalam berinterkasi dengan teman sebaya. Dalam suatu investivigasi, diketahui bahwa waktu yang digunakan untuk anak-anak berinteraksi dengan teman sebayanya  sebanyak  40 persen pertahun (Baker & Wright, 1951). Episode bersama teman sebaya berjumlah 299 hari sekolah.
            Apa yang dilakukan bersama teman-temannya?  dalam suatu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui tentang bagaimana aktivitas anak,  diketahui bahwa umumnya anak-anak masa akhir melakukan kegiatan olahraga, jalan-jalan,  permainan dan sosialisasi yang merupakan kegiatan yang paling sering  dilakukan. Pada saat mereka  melakukan kegiatan biasanya anggota kelompok terdiri dari teman  yang sama jenis kelaminya daripada diantara anak-anak yang berbeda jenis kelaminnya.
             Pada masa akhir anak-anak mereka telah  menjalin persahabatan dengan teman sebaya dan mulai memasuki usia gang, yaitu usaha yang pada saat itu  kesadaran sosial berkembang pesat dan telah  menjadi pribadi  sosial yang merupakan salah salah satu tugas perkembangan yang utama dalam periode ini.
            Gang pada  masa kanak-kanak merupakan suatu kelompok  yang spontan dan tidak mempunyai tujuan yang diterima secara sosial. Gang merupakan usaha anak untuk  menciptakan suatu masyarakat yang sesuai bagi pemenuhan kebutuhan mereka. Gang memberikan pembebasan dari pengawasan orang dewasa. Dalam hal ini ada beberapa ciri gang pada masa akhir anak-anak, yaitu:
·        Gang  merupakan kelompok bermain
·        Anggota gang terdiri dari jenis kelamin yang sama
·        Pada mulanya terdiri dari tiga atau empat anggota, tetapi jumlah ini meningkat dengan bertambah besarnya anak dan bertambahnya minat pada olahraga.
·        Gang anak laki-laki lebih sering terlibat dalam perilaku sosial buruk daripada anak perempuan.
·        Kegiatan gang yang populer meliputi permainan dan olahraga, pergi ke bioskop dan berkumpul untuk bicara atau makan bersama.
·        Gang mempunyai pusat tempat pertemuan, biasanya yang jauh dari pengawasan orang-orang dewasa.
·        Sebagian besar kelompok mempunyai tanda keanggotaan; misalnya anggota kelompok memakai pakaian yang sama.
·        Pemimpin gang mewakili ideal kelompok dan hampir dalam segala hal lebih unggul daripada anggota-anggota yang lain.

D. Efek dari Keanggotaan Kelompok
            Keanggotaan kelompok dapat menimbulkan akibat yang kurang baik pada anak-anak, diantaranya adalah:
·        Menjadi anggota geng seringkali menimbulkan pertentangan dengan orang tua dan penolakan terhadap standar orang tua, sehingga akan memperlemah ikatan emosional antara kedua pihak.
·        Permusuhan antara anak laki-laki dan anak perempuan semakin meluas. Hal ini disebabkan karena  anak perempuan mencapai masa puber lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Sehingga anak perempuan akan tampil lebih  dewasa dibanding anak laki-laki.
·        Kecenderungan anak yang lebih tua untuk mengembangkan prasangka terhadap anak yang berbeda sehingga sering terjadi prasangka dan diskriminasi berdasarkan pada perbedaan rasial,  agama dan sosial ekonomi.
·        Seringkali  bersikap kejam terhadap anak-anak yang tidak dianggap sebagai anggota geng. Banyaknya rahasia yang ada diantara anggota geng dimaksudkan untuk menjauhkan anak yang tidak disenangi.

E.  REMAJA AWAL
            Masa remaja awal atau masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai dengan perubahan-perubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. Umumnya  usia remaja awal ini berkisar antara 12 sampai dengan 14 tahun. Ciri-ciri yang penting pada masa puber adalah sbb:
·        Masa remaja awal merupakan masa tumpang tindih.
karena mencakup tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja. Sehingga perilaku yang ditampilkan agak sukar untuk dibedakan.
·        Masa remaja awal merupakan periode yang singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam perkembangngan manusia maka masa puber merupakan periode yang paling singkat, yaitu sekitar dua sampai empat tahun.
·        Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang   pesat.
 Perubahan-perubahan yang sangat pesat  ini akan  menimbulkan dampak pada anak.  Misalnya timbul keraguan,  perasaan tidak mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal memungkinkan timbulnya perilaku negatif.
·        Masa remaja awal merupakan masa negatif
Pada masa ini  anak  cenderung  mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baiknya yang sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini sebagai masa negatifistik kedua.
·        Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat seksual.
Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang, seperti mulai tumbuhnya rambut pubis, perubahan suara. Pada anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah dada.

F. PERKEMBANGAN  SOSIAL PADA REMAJA
            Perkembangan  sosial pada masa puber dapat dilihat dari dua ciri khas yaitu mulai  terbentuknya kelompok  teman sebaya baik dengan jenis kelamin yang sama atau dengan jenis kelamin yang berbeda dan mulai memisahkan diri dari orang tua.

A. Kelompok Teman Sebaya
            Percepatan  perkembangan pada masa puber berhubungan dengan pemasakan seksual yang akhirnya mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial. Sebelum memasuki masa remaja biasanya anak sudah mampu menjalin  hubungan yang erat  dengan teman sebaya. Seiring dengan itu juga timbul kelompok anak-anak untuk bermain bersama atau membuat rencana bersama. Sifat yang khas kelompok anak sebelum pubertas  adalah  bahwa kelompok  tadi terdiri daripada jenis kelamin yang sama. Persamaan sex ini dapat membantu timbulnya identitas jenis kelamin dan yang berhubungan dengan perasaan identifikasi yang mempersiapkan pengalaman identitasnya. Sedangkan pada masa puber anak sudah mulai berani untuk melakukan kegiatan dengan lawan jenisnya dalam berbagai kegiatan.
Selama tahun pertama masa puber, seorang remaja cenderung memiliki keanggotaan yang lebih luas. Dengan kata lain, teman-teman atau tetangga seringkali adalah anggota kelompok remaja. Biasanya kelompoknya lebih heterogen daripada kelompok teman sebaya. Misalnya  kelompok teman sebaya pada masa remaja cenderung memiliki suatu campuran individu-individu dari  berbagai kelompok. Interaksi yang semakin intens menyebabkan kelompok bertambah kohesif. Dalam kelompok dengan kohesi yang kuat maka akan berkembanglah iklim  dan norma-norma kelompok tertentu. Namun hal ini  berbahaya bagi pembentukan identitas dirinya. Karena pada masa ini ia lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok daripada mengembangkan pola pribadi. Tetapi terkadang adanya paksaan dari norma kelompok membuatnya sulit untuk membentuk keyakinan diri.

B.Melepas dari orang tua
             Tuntutan untuk memisahkan diri dari orang tua dan menuju ke arah teman-teman sebaya merupakan suatu reaksi terhadap status intern anak muda. Sesudah mulainya pubertas timbul suatu diskrepansi yang besar antara kedewasaan jasmaniah dengan ikatan sosial  pada milienu orang tua. Dalam keadaan seperti ini banyak pertentangan-pertentangan antara remaja awal dengan orang tua, diantaranya:
·        Perbedaan standar perilaku
Remaja awal sering menganggap bahwa standar perilaku orang tuanya kuno sedangkan dirinya dianggap modern. Mereka mengharapkan agar orang tuanya mau menyesuaikan diri dengan perilakunya yang modern.
·        Merasa menjadi korban
Remaja sering merasa benci kalau status sosial ekonominya tidak memungkinkan mempunyai simbol status yang sama dengan teman sebayanya.
Seperti pakaian, sepatu, accecoris,dll. Pada usia  ini ia paling tidak suka jika diperintah mengerjakan pekerjaan di rumah.
·        Prilaku yang kurang matang
Biasanya orang tua mengembangkan pola menghukum bila para remaja mengabaikan tugas-tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab dan jajan semaunya. Pelarangan dan menghukum  membuatnya benci kepada orang tua.
·        Masalah palang pintu
Kehidupan sosial yang aktif menyebabkan ia sering melaggar peraturan. Seperti waktu pulang dan mengenai dengan siapa dia berhubungan, terutama dengan lawan jenis.
·        Metode  Disiplin
Jika metode disiplin yang diterapkan orang tua dianggap tidak adil atau kekanak-kanakan maka remaja akan memberontak. Pemberontakan terbesar dalam keluarga terjadi jika salah satu orang tua dominan daripada lainnya. Hal ini menyebabkan pola asuh cenderung otoriter.

Di Indonesia perkembangan remaja masih ada keterbatasannya. Di satu sisi walaupun ingin melepas dari orang tua  namun pada kebanyakan remaja awal masih tinggal bersama orang tua. Selain itu juga secara ekonomik  masih bergantung kepada orang tua.  Mereka juga belum bisa kawin, secara budaya hubungan seksual tidak diperkenankan sesuai dengan norma agama dan sosial, meskipun mereka sudah bisa mengadakan kencan-kencan dengan teman lain jenis. Mereka  berusaha mencapai kebebasan dalam berpacaran. Mereka mempunyai kecenderungan yang sama untuk menghayati kebebasan tadi sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya. Hal ini berarti sebagai tanda kedewasaan, mereka mulai mengorbankan sebagian besar hubungan emosi mereka dengan orang tua mereka dalam usaha menjadi anggota kelompok teman sebaya.
Menurut Maccoby (1984) sistem hubungan orang tua dan anak dalam keluarga berubah dari hubungan regulasi menjadi hubungan yang coregulasi., dimana dalam hal ini orang tua telah makin memberikan kebebasan untuk menentukan sendiri pada anak. Hal ini bukan berarti menghalangi hubungan yang koperatif antara orang tua dan anak-anaknya. Biasanya komunikasi yang terjalin dengan ibu jauh lebih dekat daripada dengan ayah. Komunikasi dengan ibu meliputi permasalahan sehari-hari, sedangkan permasalahan dengan ayah perasaan remaja dalam hidup di masyarakat.
            Pada anak wanita pelepasan ini agak lebih sukar hal ini disebabkan adanya interaksi antara sifat kewanitaanya dengan nilai-nilai masyarakat di sekelilingnya. Di Indonesia khususnya dalam masyarakat Jawa anak wanita diharapkan untuk mencintai orang tua dan keluarga dalam arti yang lebih,misalnya merawat, memelihara dan bertanggung  jawab terhadap rumah dan keluarga. Namun demikian bukan berarti bahwa anak wanita tidak mempunyai kesempatan yang sama dalam masyarakat.
            Dalam masa remaja awal ini , keinginan untuk melepaskan diri dari orang tua  dengan maksud untuk menemukan dirinya sendiri. Menurut Erikson ditinjau dari perkembangnan sosial  menamakan proses ini sebagai mencari identitas diri, yaitu menuju pembentukan identitas diri ke arah individualitas yang mantap dimana hal ini merupakan aspek penting dalam perkembangan diri menuju kemandirian.
            Usaha remaja awal dalam mencapai origininalitas juga sekaligus menunjukkan  pertentangan  terhadap orang dewasa dan solidaritas terhadap teman sebaya. Prinsip emansipasi memungkinkan bahwa kedua gerak antara menuju kemandirian dengan ketergantungan dengan orang tua menimbulkan  jarak antar generasi (generation gap).
            Jarak  antar generasi yang dimaksudkan disini bukan berarti bahwa tidak ada hubungan baik. Memang pada kenyataannya pada usia anak seperti ini orang tua sering tidak mengerti melakukan hal-hal yang tidak seperti mereka harapkan. Biasanya pada saat ini mulai muncul bibit-bibit pertentangan antara anak dan orang tua. Berdasarkan hasil penelitian perbedaan pendapat antara anak dan orang tua antara lain penampilan, pemilihan teman, jam pulang sekolah  yang tidak tepat, kurang hormat terhadap orang yang lebih tua, dll. Memang pada saat ini  remaja lebih progresif dibandingkan orang tuanya.

KESIMPULAN
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial dengan berprilaku yang dapat diterima secara sosial, memenuhi tuntutan yang diberikan oleh kelompok sosial, dan memiliki sikap yang positif terhadap kelompok sosialnya.
Perkembangan sosial akhir masa kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu SD. Pada masa ini biasanya orang tua akan memberikan hanya sedikit waktunya untuk berinteraksi dengan anak, sosialisasi di sekolah pada umumnya terjadi atas dasar interest dan aktvitas bersama, lebih banyak meluangkan waktu untuk teman sebaya dan mulai membentuk hub. peer group (geng) lebih cenderung dengan teman perempuan.
Perkembangan sosial pada masa remaja (pudertas) merupakan masa yang unik, masa pencarian identitas diri dan ditandai dengan perkembangan fisik dan psikis anak. Pada masa ini sosialisasi anak lebih luas dan berkembang, mereka mulai menjalin hubungan dengan teman-teman laki-lakinya dan mengadakan kencan-kencan (dating). Anak lebih mementingkan teman dari pada keluarga dan mulai timbul banyak pertentangan dengan orang tua. Mereka umumnya belum bekerja dan masih belum mampu menafkahi dirinya sendiri.
Karena itu sebaiknya orang tua benar-benar memperhatikan perkembangan anak sampai ia mampu untuk membedakan dan memilih mana yang baik dan buruk untuk dirinya (dewasa). Tetapi tidak dengan bersikap otoriter terhadap anak, supaya anak merasa lebih nyaman dan tidak takut untuk menceritakan konflik-konflik yang terjadi selama masa perkembangannya.
G. Tanda-tanda Anak Masuki Masa Puber
Tumbuh menjadi remaja kadang menyulitkan dan merasa canggung, tapi itu adalah bagian dari masa pertumbuhan. Biasanya anak perempuan mengalami pubertas yang lebih dulu dibandingkan dengan anak laki-laki.
Pada saat anak berusia antara 8 sampai 18 tahun, tubuh anak perempuan akan mengalami perubahan menuju perempuan yang lebih dewasa.
Proses ini digerakkan oleh mulai keluarnya hormon estrogen yang mengubah bentuk luar dari tubuh anak perempuan dan membuat organ-organ genital berkembang. Hormon adalah zat kimi yang bisa membuat perubahan-perubahan tersebut terjadi dan yang mempengaruhi bagaimana jaringan dan organ-organ dalam tubuh bekerja.
Pengalaman pertumbuhan ini akan terjadi pada usia tersebut, khususnya pada awal-awal masa puber dan saat usia 16 atau 17 tahun seseorang akan mendapatkan tinggi yang maksimal. Pada proses ini bagian pinggul akan mulai melebar kesamping selama masa puber. Rambut didaerah ketiak dan daerah genital juga akan mulai tumbuh, dan biasanya ada beberapa remaja yang memiliki keringat lebih banyak saat masa puber. Rambut halus juga akan tumbuh pada lengan dan kaki, serta payudara akan mulai membesar dan terjadi perubahan bentuk, seperti dikutip dari Health24, Rabu (5/8/2009).
Banyak remaja baik laki-laki maupun perempuan yang akan memiliki masalah dengan jerawat, tapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan tumbuhnya jerawat tersebut. Banyak perawatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkannya dan merupakan hal yang lumrah bagi remaja untuk tumbuh jerawat. Semua ini adalah perubahan yang terjadi luar tubuh.
Sementara itu perubahan yang terjadi di dalam tubuh tidak terlalu drastis. Biasanya pada usia 12 atau 13 tahun, remaja perempuan akan mulai mengalami masa menstruasi setiap bulan yang disebabkan oleh hormon. Ovarium akan melepaskan sel telur yang bergerak turun ke tabung fallopi dan ke uterus. Uterus akan tumbuh ke lapisan darah mempersiapkan untuk kemungkinan hamil. Jika melakukan hubungan intim pada saat tersebut, sel telur akan dibuahi dan kemungkinan terjadi pembuahan dan kehamilan akan terjadi.
Tapi jika tidak melakukan hubungan intim, lapisan akan turun ke vagina. Proses ini akan terjadi selama 4 atau 7 hari dan biasanya akan datang kembali setiap 24-32 hari. Setiap orang memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, pada beberapa tahun pertama siklusnya mungkin tidak teratur tapi setelahnya akan tetap.
Jika memiliki siklus yang tidak teratur, bukan berarti remaja tersebut hamil, tapi ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi siklus menstruasi. Stres karena masalah ujian atau masalah keluarga, olahraga yang berlebihan, dan perubahan besar dalam hidup seperti sakit bisa memicu ketidakteraturan siklus. Jika saat menstruasi mengalami sakit seperti kram yang terus menerus datang, sebaiknya periksakan ke dokter kandungan.
Biasanya sebelum masa menstruasi dimulai, seorang remaja bisa mengalami stres atau mudah marah, hal ini wajar dan biasa disebut dengan Premenstrual Syndrome (PMS). Jadi, jika salah satu anak Anda mengalami hal tersebut berarti anak-anak tersebut sudah memasuki dunia remajanya.
Seorang remaja gadis mulai mengeluhkan akan pinggulnya yang mulai melebar ke samping. Sedangkan teman cowoknya mengaku suaranya terasa lebih nge-bass ketimbang adiknya. Keanehan yang wajar ini bisa disebut masa puber, masa normal dimana semua remaja pasti akan mengalaminya. Apa yang dimaksud dengan masa puber? Kapan masa puber itu kita alami? Dan, bagaimana ciri-ciri dari seseorang yang mengalami masa puber?
Puber itu apa sih?
Masa puber adalah merupakan suatu peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 8 tahun sampai 21 tahun. Pada anak perempuan, biasanya akan mengalami pubertas yang lebih dahulu dibandingkan dengan anak laki-laki, yakni pada saat anak berusia 8 sampai 18 tahun.
Proses pubertas pada anak gadis ini timbul karena keluarnya hormon estrogen yang diproduksi tubuh yang akan mengubah bentuk luar dari tubuh anak perempuan dan membuat organ-organ genitalnya berkembang.
Ciri-ciri masa puber
Pada masa puber, anak gadis akan mengalami perubahan yang merupakan ciri-ciri normal saat pubertas terjadi. Antara lain pinggul yang mulai melebar ke samping, mulai mengalami menstruasi pada usia 12 atau 13 tahun setiap bulan, tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan area genital.
Dada yang semakin membesar serta perasaan tertarik terhadap lawan jenis.
Pada anak laki-laki masa puber akan ditandai dengan suara yang semakin nge-bass (membesar), tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan kelamin, munculnya kumis dan janggut, munculnya jakun pada tenggorokan dan timbulnya perasaan tertarik pada lawan jenis. Mimpi basah yang merupakan ciri-ciri dari masa puber juga akan dialami pada anak laki-laki.
Banyak remaja baik laki-laki maupun perempuan yang akan memiliki masalah dengan jerawat saat masa puber terjadi. Namun tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan tumbuhnya jerawat tersebut. Banyak perawatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkannya dan merupakan hal yang lumrah bagi remaja untuk tumbuh jerawat. Semua ini adalah perubahan yang terjadi di luar tubuh
Meski masa puber identik dengan perubahan dari bentuk tubuh luar, namun masa puber sebenarnya juga terjadi pada psikologis anak. Seperti perasaan tertarik terhadap lawan jenis yang bisa berakhir pada cinta monyet seusia remaja, perubahan perilaku yang mencolok dari terbuka menjadi sangat tertutup, mulai timbul rasa tanggung jawab, ego akan mulai terlihat, perilaku yang sudah bisa dimodifikasi (beradaptasi dengan lingkungan) yang mengakibatkan anak sudah tidak “sepolos” pada masa kecil.
Apa yang dibutuhkan seorang anak pada saat ia mengalami masa puber?
Anak cenderung akan merasa ingin dihargai, diperhatikan, membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah, butuh perasaan diterima baik di sekolah, masyarakat maupun keluarga, butuh dukungan dan butuh pengarahan akan masa puber yang dialaminya dan perkembangan organ seks nya.
Banyak orangtua yang enggan memberitahukan masa puber pada anaknya yang berakibat si anak akan mencari informasi pubertas sendiri di internet dan media lain yang bisa jadi berakibat kurang baik. Karena pada saat pubertas dialami, pendidikan akan seks sudah harus mulai diberikan.

 

Masalah remaja adalah masa datangnya pubertas (sebelas sampai empat belas tahun) sampai usia sekitar delapan belas-masa tranisisi dari kanak-kanak ke dewasa. Masa ini hampir selalu merupakan masa-masa sulit bagi remaja maupun orang tuanya. Ada sejumlah alasan untuk ini:
1.                                                                    Remaja mulai menyampaikan kebebasanya dan haknya untuk mengemukakan pendapatnya sendiri. Tidak terhindarkan, ini bisa menciptakan ketegangan dan perselisihan, dan bisa menjauhkan ia dari keluarganya.
2.                                                                    Ia lebih mudah dipengaruhi teman-temannya dari pada ketika masih lebih muda. Ini berarti pengaruh orang tua pun melemah. Anak remaja berperilaku dan mempunyai kesenangan yang berbeda bahkan bertentangan dengan perilaku dan kesenangan keluarga. Contoh-contoh yang umum adalah mode pakaian, potongan rambut atau musik, yang semuanya harus mutakhir.
3.                                                                    Remaja mengalami perubahan fisik yang luar biasa, baik pertumbuhannya maupun seksualitasnya. Perasaan seksual yang mulai muncul bisa menakutkan, membingungkan dan menjadi sumber perasaan salah dan frustasi.
4.                                                                    Remaja sering menjadi terlalu percaya diri dan ini bersama-sama dengan emosinya yang biasanya meningkat, mengakibatkan ia sukar menerima nasihat orang tua.
Ada sejumlah kesulitan yang sering dialami kaum remaja yang betapapun menjemukan bagi mereka dan orang tua mereka, merupakan bagian yang normal dari perkembangan ini.
Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja, antara lain :
1.                                                                    Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia terlihat pendiam, cemberut, dan mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya-periang berseri-seri dan yakin. Perilaku yang sukar ditebak dan berubah-ubah ini bukanlah abnormal. Itu hanya perlu diprihatinkan bila ia terjerumus dalam kesulitan, kesulitan di sekolah atau kesulitan dengan teman-temannya.
2.                                                                    Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat. Rasa ingin tahu seksual dan bangkitnya birahi adalah normal dan sehat. Ingat, bahwa perilaku tertarik pada seks sendiri juga merupakan ciri yang normal pada perkembangan masa remaja. Rasa ingin tahu seksual dan birahi jelas menimbulkan bentuk-bentuk perilaku seksual.
3.                                                                    Membolos
4.                                                                    Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam dan agresif. Sebabnya mungkin bermacam-macam dan banyak tergantung pada budayanya. Akan tetapi, penyebab yang mendasar adalah pengaruh buruk teman, dan kedisiplinan yang salah dari orang tua terutama bila terlalu keras atau terlalu lunak-dan sering tidak ada sama sekali
5.                                                                    Penyalahgunaan obat bius
6.                                                                    Psikosis, bentuk psikosis yang paling dikenal orang adalah skizofrenia.
Apa yang harus anda lakukan bila anda merasa cemas terhadap anak remaja anda
Langkah pertama adalah bertanya kepada diri sendiri apakah perilaku yang mencemaskan itu adalah perilaku yang normal pada anak remaja. Misalnya adalah pemurung, suka melawan, lebih senang sendiri atau bersama teman-temannya dari pada bersama anda. Anak remaja anda ingin menunjukan bahwa ia berbeda dengan anda. Hal ini dilakukan dengan berpakaian menurut mode mutakhir, begitu pula dengan kesenanganya pada potongan rambut dan musik. Semua itu sangat normal, asal perilaku tersebut tidak membahayakan, anda tidak perlu prihatin.
Tindakan selanjutnya adalah menetapkan batas dan mempertahankannya. Menetapkan batas itu sangatlah penting, tetapi batas-batas itu haruslah cukup lebar untuk memungkinkan eksplorasi yang sehat.
·                                                                       Bila perilaku anak anda membahayakan atau melampaui batas-batas yang anda harapkan, langkah berikutnya adalah memahami apa yang tidak beres.
·                                                                       Depresi dan perilaku yang membahayakan diri selalu merupakan respon terhadap stres yang tidak dapat diatasinya.
·                                                                       Anak remaja yang berperilaku atau suka membolos seringkali akibat meniru dan mengikuti teman-temannya, dan merupakan respon dari sikap orang tua yang terlalu ketat atau terlalu longgar.
·                                                                       Minum-minuman alkohol dan menghisap ganja biasanya merupakan respon terhadap stres dan akibat meniru teman. Masalah seksual paling sering mencerminkan adanya kesulitan diri didalam proses pendewasaan.
Secara umum masalah yang terjadi pada remaja dapat diatasi dengan baik jika orang tuanya termasuk orang tua yang "cukup baik". Donald winnicott, seorang psikoanalisis dari Inggris memperkenalkan istilah "good enough mothering" ia menggunakan istilah ini untuk mengacu pada kemampuan seorang ibu untuk mengenali dan memberi respon terhadap kebutuhan anaknya, tanpa harus menjadi ibu yang sempurna. Sekarang laki-laki pun telah "diikutsertakan", sehingga cukup beralasan untuk membicarakan tentang "menjadi orang tua yang cukup baik"
Tugas-tugas yang dilakukan oleh orang tua yang cukup baik, secara garis besar adalah:
1.                                                                    memenuhi kebutuhan fisik yang paling pokok; sandang, pangan dan kesehatan
2.                                                                    memberikan ikatan dan hubungan emosional, hubungan yang erat ini merupakan bagian penting dari perkembangan fisik dan emosional yang sehat dari seorang anak.
3.                                                                    Memberikan sutu landasan yang kokoh, ini berarti memberikan suasana rumah dan kehidupan keluarga yang stabil.
4.                                                                    Membimbing dan mengendalikan perilaku.
5.                                                                    Memberikan berbagai pengalaman hidup yang normal, hal ini diperlukan untuk membantu anak anda matang dan akhirnya mampu menjadi seorang dewasa yang mandiri. Sebagian besar orang tua tanpa sadar telah memberikan pengalaman-pengalaman itu secara alami.
6.                                                                    Mengajarkan cara berkomunikasi, orang tua yang baik mengajarkan anak untuk mampu menuangkan pikiran kedalam kata-kata dan memberi nama pada setiap gagasan, mengutarakan gagasan-gagasan yang rumit dan berbicara tentang hal-hal yang terkadang sulit untuk dibicarakan seperti ketakutan dan amarah.
7.                                                                    Membantu anak anda menjadi bagian dari keluarga.
8.                                                                    Memberi teladan.

Daftar pustaka
Lask, Bryan. Memahami dan mengatasi masalah anak. 1985. Gramedia. Jakarta
Nadeak, wilson. Memahami anak remaja. 1991. Kanisius. Yogyakarta







Masa Dewasa Dini By Nurul dkk

A. PENDAHULUAN
Setelah mengalami masa kanak-kanak dan remaja yang panjang, seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah menyelesaikan pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang paling lama dalam rentang hidup yang ditandai dengan pembagiannya menjadi 3 fase yaitu; masa dewasa dini, masa dewasa madya, dan masa dewasa lanjut (usia lanjut).
Masa dewasa dini biasanya dimulai sejak usia 18 tahun sampai dengan kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan harapan-harapan terhadap perubahan tersebut.

B. CIRI-CIRI MASA DEWASA DINI
Masa dewasa dini adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/isteri dan peran dalam dunia kerja (berkarir).
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk bias mandiri. Di bawah ini ada 10 ciri-ciri masa dewasa dini yaitu;
1) Masa Pengaturan (settle down)
Pada masa ini seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola prilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
2) Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini adalah masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah, dan berproduksi/menghasilkan anak. Pada masa ini organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan individu baru (anak).
3) Masa Bermasalah
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini dikarenakan seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan VS pekerjaan). Jika ia tidak bias mengatasinya maka akan menimbulkan masalah. Ada 3 faktor yang membuat masa ini begitu rumit yaitu; Pertama, individu tersebut kurang siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya dan tidak bisa menyesuaikan dengan babak/peran baru tersebut. Kedua, karena kurang persiapan maka ia kaget dengan 2 peran/lebih yang harus diembannya secara serempak. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau siapapun dalam menyelesaikan masalah.
4) Masa Ketegangan Emosional
Ketika seseorang berumur duapuluhan (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya tidak terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua. Maka kebanyakan akan tidak terkendali dan berakhir pada stress bahkan bunuh diri. Namun, ketika sudah berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil dan tenang dalam emosi.
5) Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang mengalami “krisis isolas”, ia terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan social dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya juga menjadi renggang. Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.
6) Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai membentuk pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen baru.
7) Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya ketergantungan pada orang tua atau organisasi/instnasi yang mengikatnya.
8)Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kaca mata orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang berubah nilia-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini juga seseorang akan lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah menjadi social ketika ia sudah menikah.
9) Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggungjawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran sebagai orang tua dan sebagai pekerja.
10) Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa yang diinginkan. Namun kreatifitas tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.

C. TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA DINI
Pada masa dewasa dini, banyak sekali harapan-harapan yang ditujukan masyakat pada mereka yang memang berada pada masa ini. Banyak sekali tugas-tugas yang harus dikembangkan, dan tingkat penguasaan tugas-tugas ini akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika sudah berusia setengah baya.
Tugas perkembangan masa dewasa dini meliputi:
1. Pekerjaan
Seorang individu diharapkan sudah mendapatkan suatu pekerjaan yang layak ketika ia berada pada masa dewasa dini sehingga ia bisa dianggap mampu dan mempunyai peran atau posisi dalam masyarakat.
2. Pengakuan Sosial
Masa ini adalah masa dimana seseorang ingin mendapatkan legalitas dan pengakuan dari masyarakat/kelompok sekitarnya. Ia menerima tanggungjawab sebagai warga Negara dan akan bergabung dengan komunitas social yang cocok dengannya.
3. Keluarga
Pada masa ini seseorang mulai mencari dan memilih pasangan hidup yang cocok, lalu menikah, mempunyai anak, kemudian membina rumah tangga. Ia mempunyai peran baru yaitu sebagai orang tua.

D. PERUBAHAN MINAT PADA MASA DEWASA DINI
Seiring dengan bertambahnya tugas dan tanggungjawab yang harus diemban seseorang ketika ia sudah menginjak masa dewasa dini, seseorang akan mengalami pergeseran bahkan pengurangan bobot minat/keinginan terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan karena minat yang sudah ada pada dirinya sejak masa kanak-kanak atau remaja terkadang sudah tidak sesuai lagi dengan perannya sebagai orang dewasa selain itu juga bisa disebabkan oleh minat yang tidak lagi memberi kepuasan seperti semula.
Masa dewasa dini tidak selalu menghilangkan minat seseorang tetapi juga dapat membuat bobot pada minat yang dimiliki seseorang bergeser. Ketika usia bertambah, orang biasanya tidak memperoleh minat baru kecuali bila ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan minat itu.
Ada 3 jenis minat yang dapat dianggap sebagai cirri orang dewasa, antara lain:
v Minat Pribadi; meliputi penampilan, pakaian & perhiasan, status, symbol kedewasaan, uang dan agama.
Ketika sudah dewasa banyak terjadi perubahan penampilan yang dialami seseorang seiring dengan perubahan fisiknya. Ia mulai bisa memanfaatkan penampilan tersebut dan berusaha untuk memperbaiki penampilan. Hal ini dikarenakan kesadaran bahwa penampilan yang menarik adalah potensi besar dalam meningkatkan pergaulan. Minat untuk meningkatkan penampilan mulai berkurang menjelang umur 30-an ketika ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat.
Walaupun usia semakin bertambah namun minat terhadap pakaian dan perhiasan juga ikut bertambah. Hal ini berhubungan dengan prestise dan nilai seseorang dalam pergaulan.
Status adalah tanda-tanda tertentu yang membedakan seseorang dengan orang lain. Symbol status dapat berupa mobil, rumah dan harta benda laiinya yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya status seseorang dan dipandang sebagai bukti keberhasilan ekonomi. Orang dewasa dini biasanya berusaha menaikkan statusnya dengan cara memiliki simbol-simbol status seperti yang diterangkan di atas.
Orang-orang dewasa beranggapan bahwa uang dapat memenuhi kebutuhan hidup saat ini. Maka ia akan berusaha untuk memiliki banyak uang.
v Minat Rekreasional;
Pada masa remaja bahkan kanak-kanak, orang berekreasi hanya sekedar ikut-ikutan atau diajak orang lain/keluarga dan hanya berfungsi untuk bermain. Namun pada masa dewasa apalagi jika sudah menjadi orang tua, orientasi dari rekreasi tersebut adalah untuk menghilangkan kepenatan setelah lama bekerja.
Rekreasi bisa berupa berbincang-bincang, bertamasya, berolahraga, hiburan, atau sekedar menyalurkan hobi.
v Minat Sosial
Seperti telah dijelaskan di awal bahwa masa dewasa dini adalah masa keterasingan sosial dimana seseorang (suami/isteri) akan merasa sepi karena mereka kehilangan masa pergaulan yang menyenangkan ketika remaja. Umumnya pergaulan dan kegiatan mereka lebih terpusat pada keluarga. Peran anggota keluarga menggantikan peran teman. Mereka harus bisa mencari penyelesaiannya dan berupaya untuk menjalin tali persahabatan baru dengan lingkungan barunya.
Namun pada akhir tigapuluhan atau pertengahan empatpuluhan, mereka sudah mempunyai banyak teman karean umumnya minat social mereka sudah berkembang dan stabil.
Pada masa dewasa, minat pribadi akan semakin berkurang dan minat sosial akan semakin bertambah.



E. MOBILITAS SOSIAL PADA MASA DEWASA DINI
Ada dua macam mobilitas yang berperan penting pada masa dewasa dini yaitu mobilitas geografis dan mobilitas sosial.
Mobilitas geografis berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan alas an pekerjaan. Mobilitas sosial berarti berpindah dari satu kelompok social ke kelompok sosial lain baik pada tingkat yang sama, yang lebih tinggi, atau lebih rendah. Umumnya, orang muda ingin berpindah ke mobilitas sosial yang lebih tinggi maka ia akan berusaha meningkatkan tangga social tersebut dengan meningkatkan popularitas dan berperan dalam kepemimpinan, meningkatkan pendidikan, lulus perguruan tinggi bergengsi, dan berperan serta aktif dalam kegiatan masyrakat golongan atas. Daya tarik fisik adalah modal utama perempuan dalam meningkatkan mobilitas sosial sedangkan laki-laki adalah pendidikan tinggi untuk mencapai mobilitas sosial yang tinggi pula.
F. PENYESUAIAN PERAN SEKS PADA MASA DEWASA DINI
Penyesuain peran seks pada masa dewasa dini sangatlah sulit. Ketika masa remaja, laki-laki dan perempuan menyadari akan peran peraturan dan peran seks yang direstui oleh masyarakat, tetapi ketika mereka telah dewasa, biasanya peraturan dan peran seks tersebut tidak bisa diterima sepenuhnya.
Pada konsep tradisional, peran seks lebih dominant untuk kaum pria. Ketika sudah menikah biasanya laki-laki menduduki posisi yang paling tinggi dan berwenang dalam mengambil keputusan. Sedangkan perempuan tidak diharapkan bekerja di luat rumah tetapi hanya mengurus anak-anak di dalam rumah.
Berbeda dengan konsep egalitarian yang menjunjung tinggi persamaan derajat antara pria dan wanita. Setiap laki-laki atau perempuan, suami-isteri mempunyai porsi yang sama dan mempunyai kesempatan yang sama dalam mengaktualisasikan potensinya.
Konsep persamaan hak ini dapat diterima oleh semua kelompok sosial termasuk kelompok tradisional.



G. BAHAYA PERSONAL DAN SOSIAL PADA MASA DEWASA DINI
Seseorang terlihat belum matang pada usia dini diakibatkan oleh kegagalannya dalam menguasai beberapa atau sebagian besar dari tugas perkembangan yang penting pada masa dewasa dini.
Kegagalan dalam menguasai tugas perkembangan masa dewasa dini dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial seseorang. Mereka akan selalu merasa kecewa dan tidak puas dengan apa yang dimiliki dibandingkan dengan orang dewasa seusianya. Beberapa bahaya personal dan sosial pada masa dewasa dini diantaranya;
ü Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang paling penting dan paling umum dalam masa dewasa dini adalah bentuk fisik dan penampilan yang kurang menarik yang mempersulit penyesuaian diri pribadi dengan kehidupan sosial.
ü Bahaya Sosial dan Bahaya Peran Seks
Mendapatkan suatu kelompok sosial tempat mengidentifikasi diri khususnya dalam mobilitas sosial dan penerimaan peran seks tradisional merupakan hambatan kejiwaan yang harus ditanggulangi setiap orang dalam kehidupan pribadi dan sosial mereka.

H. KESIMPULAN
Masa dewasa dini adalah masa terpanjang setelah masa kanak-kanak dan masa remaja. Masa ini adalah masa dimana seseorang harus melepaskan ketergantungannya dari orang tua dan mulai belajar madiri karena ia sudah mempunyai peran dan tugas-tugasnya yang baru.
Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dini jika tidak dioptimalkan dengan baik akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri di masa yang akan datang. Perubahan minat, mobilitas sosial, dan penyesuaian peran seks pada masa ini juga sangat berpengaruh bagi tiap individu.
Bahaya personal dan sosial sering diakibatkan oleh ketidak matangan seseorang pada masa ini yang ditandai dengan kegagalannya dalam menjalankan tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dini.
REFERENSI:
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga. 1980.

Beberapa pendapat tentang masa dewasa madya
  • Usia dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari sudut posisi usia dan terjadinya perubahan fisik maupun psikologis, memiliki banyak kesamaan dengan masa remaja
  • Bila masa remaja merupakan masa peralihan, dalam arti bukan lagi masa kanak-kanak namun belum bisa disebut dewasa, maka pada setengah baya, tidak dapat lagi disebut muda, namun juga belum bisa dikatakan tua.
  • Secara fisik, pada masa remaja terjadi perubahan yang demikian pesat (menuju ke arah kesempurnaan/kemajuan) yang berpengaruh pada kondisi psikologisnya, sedangkan individu setengah baya juga mengalami perubahan kondisi fisik, namun dalam pengertian terjadi penurunan/kemun-duran, yang juga akan mempengaruhi kondisi psikologisnya.
  • Selain itu, perilaku dan perasaan yang menyertai terjadinya perubahan-perubahan tersebut adalah sama, yaitu salah tingkah/ canggung, bingung, dan kadang-kadang over acting.
CIRI-CIRI DEWASA MADYA
  • Masa yang ditakuti (a dreaded period).
  • Masa transisi (a time of transition).
  • Masa penyesuaian kembali (a time of adjustment).
  • Masa keseimbangan dan ketidakseimbang-an (a time of equilibrium and disequilibrium
  • Usia berbahaya (a dangerous age).
  • Usia kaku/canggung (a awkward age).
  • Masa berprestasi (a time of achievement).
Masa yg ditakuti
  • Selain masa tua (old age), masa dewasa madya juga merupakan masa yang sangat ditakuti datangnya oleh kebanyakan individu, sehingga seolah-olah mereka ingin mengerem laju pertambahan usia mereka.
  • Bagi perempuan masa dewasa madya tidak saja berarti menurunnya kemampuan reproduktif dan datangnya menopause, namun juga menurunnya daya tarik seksual.
  • Umumnya mereka (individu dewasa madya) merasa tidak lagi menarik secara seksual bagi suami mereka, sehingga muncul kekhawatiran “akan kehilangan” suami dan kondisi ini selain dapat mengakibatkan para istri begitu mengharapkan suaminya bersikap seperti ketika masih pengantin baru, juga munculnya rasa cemburu yang kadang cenderung berlebihan, bila melihat suaminya berkomunikasi dengan perempuan yang lebih muda usianya.
  • Biasanya di usia2 ini, suami mereka mulai lebih berkonsentrasi pada karier dan peningkatan kariernya, sehingga mereka semakin merasa kesepian dan “diabaikan”.
  • Perasaan2 negatif ini bila tidak segera dicari pemecahannya dapat mengakibatkan para istri mengalami depresi.
  • Bagi pria, masa dewasa madya merupakan usia yang mengandung arti menurunnya kemampuan fisik secara menyeluruh, termasuk berkurangnya vitalitas seksual.
  • Sebagian kaum pria yang mengalami tanda-tanda terjadinya penurunan kemampuan seksual ini, akan mengalihkan perhatian mereka pada kesibukan bekerja demi meningkatkan prestasi dan memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat.
  • Selain masalah seksual, kaum pria yang telah memasuki usia dewasa madya, ada juga yang ingin menutupi “kelemahan” fisiknya dengan melakukan aktivitas fisik berlebihan, dan cenderung menolak bantuan dari mereka yang lebih muda.
  • Pada sebagian yang lain, justru bersikap kompensatif, dalam arti untuk menutupi “kekurangannya” mereka bersikap seperti anak muda dengan lebih memperhatikan penampilan fisik, berdandan sedemikian rupa untuk mencari perhatian dari lawan jenis yang berusia jauh lebih muda.
  • Mereka yang berperilaku seperti ini justru menunjukkan adanya ketidak percayaan yang cukup besar terhadap daya tarik seksual mereka.
Masa Transisi
  • Seperti juga masa remaja, individu pada masa dewasa madya juga disebut sebagai masa transisi dari masa dewasa awal ke masa dewasa lanjut (lansia).
  • Sebagian cirri-ciri fisik dan perilakunya masih memperlihatkan masa dewasa awal, sementara banyak ciri fisik dan perilaku lainnya justru telah menunjukkan ciri-ciri orang dewasa lanjut.
  • Kondisi transisi ini menyebabkan mereka harus banyak melakukan penyesuaian terhadap peran-peran baru yang diberikan oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat juga mengharapkan mereka untuk dapat berpikir dan berperilaku sesuai dengan usianya.
Masa Penyesuaian kembali
  • Memasuki usia dewasa madya, cepat atau lambat individu harus mengadakan penye-suaian kembali terhadap perubahan2 yang dialaminya, baik fisik maupun peranan.
  • Penyesuaian terhadap perubahan peranan, biasanya akan terasa lebih sulit dilakukan bila dibandingkan dengan penyesuaian terhadap berubahnya kondisi fisik. Misalnya kaum pria yang mengalami masa pensiun, atau kaum perempuan yang mengalami perubahan peran sebagai ibu dengan anak-anak yang akan mulai memasuki kehidupan baru.
Masa Keseimbangan dan Ketidakseimbangan
  • Pengertian keseimbangan mengacu pada kemampuan penyesuaian terhadap terjadinya perubahan2 fisik dan psikologis yang dilakukan orang2 dewasa madya.
  • Keseimbangan ini dapat dicapai bila ada penyesuaian secara menyeluruh terhadap pola-pola kehidupannya. Mereka yang mampu mencapai keseimbangan akan merasakan kehidupan yang tenang, tenteram dan damai di rumah, sehingga tidak suka “keluyuran”/ buang-buang waktu di luar rumah untuk kegiatan yang tidak berguna.
  • Ketidakseimbangan artinya adalah terjadinya kegoncangan2/gangguan2 penyesuaian yang dialami individu pada masa ini, baik yang bersifat internal maupun eksternal, termasuk dengan pasangan hidupnya.
  • Mereka yang tidak mampu mencapai keseimbangan ini akan merasa tidak betah di rumah, dan cenderung ingin “lari” dari rumah untuk memenuhi kebutuhan2 fisik dan psikologis yang tidak diperoleh di rumahnya
Usia Berbahaya
  • Yang dimaksud dengan usia berbahaya adalah dalam hal kehidupan seksual-nya, terutama dengan isterinya.
  • Juga dalam hal-hal yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan lainnya, seperti kondisi fisik yang mulai rentan terhadap penyakit, juga kondisi psikologis yang relative menjadi lebih peka, dalam arti mudah tersinggung, tertekan, stress, hingga depresi.
  • Dalam hal-hal yang berhubungan dengan masalah seksual, tidak jarang terjadi para suami yang mulai merasa “bosan” dengan istrinya, sehingga mulai menyeleweng, atau pun menceraikan istrinya untuk kawin lagi dengan perempuan lain yang kadang-kadang seusia dengan anak gadisnya.
  • Adapun untuk hal-hal yang lain, individu usia dewasa madya, relative lebih sering mengalami gangguan fisik maupun mental, bahkan pada orang-orang tertentu dapat mengakibatkan bunuh diri.
Usia Kaku/Canggung
  • Seperti juga masa remaja ketika individu tidak bisa lagi disebut anak-anak, tetapi juga belum layak disebut dewasa, begitu juga individu dewasa madya, sudah kurang pantas disebut dewasa dini, namun juga belum bisa disebut tua. Dalam situasi seperti ini, kadang muncul rasa canggung dan bingung pada individu.
  • Pada sebagian individu kondisi ini mengakibatkan mereka ingin menutupi ketuaan dengan berbagai cara dan sejauh mungkin berusaha untuk tidak tampak tua, misalnya dalam hal pemilihan busana, berdandan/ pemakaian kosmetik dsb. Kadang-kadang apabila individu agak berlebihan di dalam menampilkan busana dan dandanan yang bertujuan untuk menutupi ketuaannya, maka hal ini justru menyebabkan mereka tampak janggal, sehingga terlihat kaku/canggung.
Masa Berprestasi
  • Berprestasi pada usia dewasa madya menurut Werner merupakan suatu gambaran yang positif dari seorang individu.
  • Pada usia 40 tahun pada orang-orang normal telah memiliki pengalaman yang cukup dalam pendidikan dan pergaulan, sehingga mereka telah memiliki sikap yang pasti serta nilai-nilai tentang hubungan social yang berkembang secara baik.
  • Kondisi keuangan dan kedudukan social mereka biasanya telah mapan, serta mereka telah memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan dan tujuan yang ingin dicapai.
  • Apabila situasi ini diikuti dengan kondisi fisik yang prima, maka mereka dapat menyatakan bahwa hidup dimulai di usia 40 tahun (life begin 40th).
  • Menurut Hurlock yang dapat dicapai individu di usia dewasa madya, tidak hanya kesuk-sesan secara financial, melainkan juga dalam hal kekuasaan dan prestise.
  • Biasanya usia pencapaian terjadi antara 40-50 tahun. Selain itu masyarakat sendiri nampaknya baru mengakui kemampuan atau prestasi seseorang secara mantap apabila yang bersangkutan telah memasuki usia dewasa madya.
MATERI KULIAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN LANJUT
———————————————————
Dra. Juliani Prasetyaningrum, MSi, Psi
2009
  • Share/Bookmark

Permasalahan Lanjut Usia (Lansia)

Written by Akhmadi Published in: Kesehatan Comments 0 PDFPdf PrintPrint EmailEmail
Pengertian lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi.
            Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil, mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran.
            Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit pada lansia, semakin banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat akan menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau menimbulkan kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat. Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek samping obat atau interaksi obat.
            Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang adekuat untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan.
            Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka diperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang diberikan berupa kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu pemberian informasi pelayanan kesehatan yang memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.