A. MAKNA PERKEMBANGAN SOSIAL
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan
tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu bersosialisasi (sozialed),
memerlukan tiga proses. Dimana masing-masing proses tersebut terpisah dan
sangat berbeda satu sama lain, tetapi saling berkaitan, sehingga kegagalan
dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu. Menurut Hurlock
(1996) tiga proses dalam perkembabangan sosial adalah sbb:
1. Berprilaku
dapat diterima secara sosial
Setiap kelompok sosial mempunyai
standar bagi para anggotanya tentang prilaku yang dapat diterima. Untuk dapat
bersosialisasi, seseorang tidak hanya harus mengetahui prilaku yang dapat
diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan prilakunya sehingga ia
bisa diterima sebagain dari masyarakat atau lingkungan sosial tersebut.
2. Memainkan
peran di lingkungan sosialnya.
Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan
seksama oleh para anggotanya dan setiap anggota dituntut untuk dapat memenuhi
tuntutan yang diberikan kelompoknya.
3. Memiliki Sikap yang positif terhadap kelompok Sosialnya
Untuk dapat bersosialisasi dengan
baik, seseorang harus menyukai orang yang menjadi kelompok dan aktifitas
sosialnya. Jika seseorang disenangi berarti, ia berhasil dalam penyesuaian
sosial dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka
menggabungkan diri.
B. ESENSI SOSIALISASI PADA ANAK
Sikap anak-anak terhadap orang lain dalam
bergaul sebagian besar akan sangat tergantung pada
pengalaman belajarnya selama tahun-tahun awal kehidupan, yang merupakan masa
pembentukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Maka ada
empat faktor yang mempengaruhinya :
Pertama, kesempatan yang penuh
untuk bersosialisasi adalah penting bagi anak-anak, karena ia tidak dapat
belajar hidup bersosialisasi jika kesempatan tidak dioptimalkan.
Tahun demi tahun mereka semakin membutuhkan ksempatan untuk bergaul
dengan banyak orang, jadi tidak hanya dengan anak yang umur dan tingkat
perkembangannya sama, tetapi juga dengan orang dewasa yang umur dan
lingkungannya yang berbeda.
Kedua, dalam keadaan bersama,
anak tidak hanya harus mampu berkomunikasi dalam kata-kata yang dapat
dimengerti orang lain, tetapi juga harus mampu berbicara tentang topik
yang dapat dipahami dan dapat menceritakannya secara menarik kepada
orang lain. Perkembangan bicara merupakan hal yang terpenting bagi perkembangan
sosialisasi anak.
Ketiga, anak akan belajar
bersosialisasi jika mereka mempunyai motivasi untuk melakukannya.
Motivasi ini sangat bergantung pada tingkat kepuasaan yang
diberikan kelompok sosialnya kepada anak. Jika mereka memperoleh kesenangan melalui hubungan
dengan orang lain, mereka akan mengulangi hubungan tersebut.
Keempat,
metode belajar yang efektif dengan bimbingan yang tepat adalah penting.
Dengan metode coba ralat, anak akan mempelajari beberapa perilaku yang
penting bagi perilaku sosialnya.
C. MASA KANAK-KANAK AKHIR
Akhir masa anak-anak (Late childhood) berlangsung pada usia 6
tahun hingga tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada masa
awal dan masa akhir anak-anak ditandai oleh kondisi yang sangat
mempengaruhi perkembangan sosial anak.
Permulaan masa akhir anak-anak ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu
Sekolah Dasar. Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar
dalam pola kehidupannya, juga bagi yang pernah mengalami situasi Pra
Sekolah. Sementara untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan bagi
sebagian anak terasa sulit, karena kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak
seimbang; anak mengalami gangguan emosional, sehingga sulit untuk dapat bekerja
sama. Oleh karena itu, masuk kelas satu merupakan peristiwa penting yang sangat
menentukan bagi perkembangan sosialnya sehingga dapat mengakibatkan
perubahan dalam sikap, prilaku dan nilai bagi anak.
Tibanya akhir masa anak-anak sulit untuk diketahui secara tepat
kapan periode ini berakhir, karena kematangan seksual sebagai
kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa anak-anak dan pubertas
timbulnya tidak selalu sama pada setiap anak. Salah satu penyebabnya
adalah karena perbedaan kematangan seksual. Biasanya anak laki-laki
mengalami masa anak-anak lebih lama dibandigkan anak
perempuan. Secara umum anak perempuan masa akhir anak-anak
berlangsung antara usia 6 – 13 tahun berarti rentang waktunya sekitar 7
tahun. Sedangkan bagi anak laki-laki berlangsung antara 6 – 16 tahun,
berarti rentang waktu sekitar 8 tahun.
D.
PERKEMBANGAN SOSIAL AKHIR MASA ANAK-ANAK
A.
Sosialisasi Dengan Anggota Keluarga
Ketika seseorang
memasuki usia akhir masa anak-anak maka biasanya para orang tua
mulai memberikam waktunya yang lebih sedikit. Menurut suatu investivigasi
tentang banyaknya waktu yang digunakan orang tua bersama anak, maka
waktu yang dihabiskan oleh orang tua untuk mengasuh, mengajar,
berbicara dan bermain dengan anak-anak yang telah memasuki masa akhir kurang
dari setengah waktu yang dihabiskan ketika anak masih lebih kecil (Hill &
Stafford, 1980). Pada umumnya anak-anak pada masa akhir, lebih diarahkan
dalam mengerjakan tugas-tugas sederhana secara sendiri. Misalnya
pekerjaan-pekerjaan membersihkan kamar, membersihkan dapur, dll. Selain dengan
adanya kegiatan-kegiatan seperti itu menyebabkan interaksi dengan orang tua
menjadi berkurang.
Perubahan-perubahan
pada kehidupan orang tua seperti, kedua orang tua yang bekerja,
perceraian, single parent, sangat mempengaruhi hakekat interaksi orang tua
dengan anak pada masa akhir anak-anak. Ketika tuntutan pengasuhan mulai
berkurang biasanya para ibu akan lebih memilih kembali karir
atau memulai suatu kegiatan baru. Hal ini menyebabkan waktu yang harusnya
lebih diberikan untuk membimbing dan mengasuh anak malah digunakan
untuk kegiatan pengembangan karir khususnya bagi para ibu.
B.
Sosialisasi Di Sekolah
Akhir masa anak-anak sering disebut sebagai ”usia berkelompok”, (gang) karena
pada masa ini ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan
meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok di
sekolahnya. Ia merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya. Anak tidak
lagi puas bermain sendiri di rumah atau dengan saudara kandung atau melakukan
kegiatan dengan angota keluarga. Anak ingin bermain bersama teman-teman
sekolahnya dan akan merasa kesepian serta tidak puas bila tidak bersama
teman-temannya tersebut.
Sosialisasi anak di sekolah pada umumnya terjadi atas dasar interest dan
aktvitas bersama. Hubungan persahabatan dan hubungan peer group di
sekolah bersifat timbal balik dan biasanya diantara sesama anggota kelompok ada
saling pengertian, saling membantu, saling percaya dan saling menghargai
serta menerima satu sama lain.
C.
Sosialisasi Dengan Teman Sebaya
Selama masa
pertengahan dan akhir, biasanya anak lebih banyak meluangkan waktunya
dalam berinterkasi dengan teman sebaya. Dalam suatu investivigasi, diketahui
bahwa waktu yang digunakan untuk anak-anak berinteraksi dengan teman sebayanya
sebanyak 40 persen pertahun (Baker & Wright,
1951). Episode bersama teman sebaya berjumlah 299 hari sekolah.
Apa yang dilakukan
bersama teman-temannya? dalam suatu penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui tentang bagaimana aktivitas anak, diketahui bahwa umumnya
anak-anak masa akhir melakukan kegiatan olahraga, jalan-jalan, permainan
dan sosialisasi yang merupakan kegiatan yang paling sering dilakukan.
Pada saat mereka melakukan kegiatan biasanya anggota kelompok terdiri
dari teman yang sama jenis kelaminya daripada diantara anak-anak yang
berbeda jenis kelaminnya.
Pada masa akhir anak-anak mereka telah menjalin persahabatan dengan
teman sebaya dan mulai memasuki usia gang, yaitu usaha yang pada saat itu
kesadaran sosial berkembang pesat dan telah menjadi pribadi sosial
yang merupakan salah salah satu tugas perkembangan yang utama dalam periode
ini.
Gang pada masa kanak-kanak merupakan suatu kelompok yang spontan
dan tidak mempunyai tujuan yang diterima secara sosial. Gang merupakan usaha
anak untuk menciptakan suatu masyarakat yang sesuai bagi pemenuhan
kebutuhan mereka. Gang memberikan pembebasan dari pengawasan orang dewasa.
Dalam hal ini ada beberapa ciri gang pada masa akhir anak-anak, yaitu:
· Gang merupakan kelompok bermain
· Anggota gang terdiri dari jenis kelamin yang sama
· Pada mulanya terdiri dari tiga atau empat anggota,
tetapi jumlah ini meningkat dengan bertambah besarnya anak dan bertambahnya
minat pada olahraga.
· Gang anak laki-laki lebih sering terlibat dalam
perilaku sosial buruk daripada anak perempuan.
· Kegiatan gang yang populer meliputi permainan dan
olahraga, pergi ke bioskop dan berkumpul untuk bicara atau makan bersama.
· Gang mempunyai pusat tempat pertemuan, biasanya
yang jauh dari pengawasan orang-orang dewasa.
· Sebagian besar kelompok mempunyai tanda
keanggotaan; misalnya anggota kelompok memakai pakaian yang sama.
· Pemimpin gang mewakili ideal kelompok dan hampir
dalam segala hal lebih unggul daripada anggota-anggota yang lain.
D. Efek
dari Keanggotaan Kelompok
Keanggotaan kelompok
dapat menimbulkan akibat yang kurang baik pada anak-anak, diantaranya adalah:
· Menjadi anggota geng seringkali menimbulkan
pertentangan dengan orang tua dan penolakan terhadap standar orang tua,
sehingga akan memperlemah ikatan emosional antara kedua pihak.
· Permusuhan antara anak laki-laki dan anak
perempuan semakin meluas. Hal ini disebabkan karena anak perempuan
mencapai masa puber lebih cepat dibandingkan anak laki-laki. Sehingga anak
perempuan akan tampil lebih dewasa dibanding anak laki-laki.
· Kecenderungan anak yang lebih tua untuk
mengembangkan prasangka terhadap anak yang berbeda sehingga sering terjadi
prasangka dan diskriminasi berdasarkan pada perbedaan rasial, agama dan
sosial ekonomi.
· Seringkali bersikap kejam terhadap anak-anak
yang tidak dianggap sebagai anggota geng. Banyaknya rahasia yang ada diantara
anggota geng dimaksudkan untuk menjauhkan anak yang tidak disenangi.
E. REMAJA AWAL
Masa remaja awal atau masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang
ditandai dengan perubahan-perubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam
tahap-tahap lain dalam rentang kehidupan. Umumnya usia remaja awal ini
berkisar antara 12 sampai dengan 14 tahun. Ciri-ciri yang penting pada masa
puber adalah sbb:
· Masa remaja awal merupakan masa tumpang tindih.
karena mencakup tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa
remaja. Sehingga perilaku yang ditampilkan agak sukar untuk dibedakan.
· Masa remaja awal merupakan periode yang singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam
perkembangngan manusia maka masa puber merupakan periode yang paling singkat,
yaitu sekitar dua sampai empat tahun.
· Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan
perubahan yang pesat.
Perubahan-perubahan yang sangat pesat ini akan
menimbulkan dampak pada anak. Misalnya timbul keraguan,
perasaan tidak mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal memungkinkan
timbulnya perilaku negatif.
· Masa remaja awal merupakan masa negatif
Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap anti
terhadap kehidupan atau kehilangan sifat-sifat baiknya yang sebelumnya sudah
berkembang. Kondisi ini merupakan sesuatu yang wajar. Beberapa ahli psikologi
perkembangan menyebut ini sebagai masa negatifistik kedua.
· Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat
seksual.
Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciri-ciri seks
sekunder mulai berkembang, seperti mulai tumbuhnya rambut pubis, perubahan
suara. Pada anak perempuan mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya
buah dada.
F.
PERKEMBANGAN SOSIAL PADA REMAJA
Perkembangan sosial pada masa puber dapat dilihat dari dua ciri khas
yaitu mulai terbentuknya kelompok teman sebaya baik dengan jenis
kelamin yang sama atau dengan jenis kelamin yang berbeda dan mulai memisahkan
diri dari orang tua.
A. Kelompok
Teman Sebaya
Percepatan perkembangan pada masa puber berhubungan dengan pemasakan
seksual yang akhirnya mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial.
Sebelum memasuki masa remaja biasanya anak sudah mampu menjalin hubungan
yang erat dengan teman sebaya. Seiring dengan itu juga timbul kelompok
anak-anak untuk bermain bersama atau membuat rencana bersama. Sifat yang khas
kelompok anak sebelum pubertas adalah bahwa kelompok tadi
terdiri daripada jenis kelamin yang sama. Persamaan sex ini dapat membantu
timbulnya identitas jenis kelamin dan yang berhubungan dengan perasaan
identifikasi yang mempersiapkan pengalaman identitasnya. Sedangkan pada masa
puber anak sudah mulai berani untuk melakukan kegiatan dengan lawan jenisnya
dalam berbagai kegiatan.
Selama tahun pertama masa puber, seorang remaja cenderung memiliki
keanggotaan yang lebih luas. Dengan kata lain, teman-teman atau tetangga
seringkali adalah anggota kelompok remaja. Biasanya kelompoknya lebih heterogen
daripada kelompok teman sebaya. Misalnya kelompok teman sebaya pada masa
remaja cenderung memiliki suatu campuran individu-individu dari berbagai
kelompok. Interaksi yang semakin intens menyebabkan kelompok bertambah kohesif.
Dalam kelompok dengan kohesi yang kuat maka akan berkembanglah iklim dan
norma-norma kelompok tertentu. Namun hal ini berbahaya bagi pembentukan
identitas dirinya. Karena pada masa ini ia lebih mementingkan perannya sebagai
anggota kelompok daripada mengembangkan pola pribadi. Tetapi terkadang adanya
paksaan dari norma kelompok membuatnya sulit untuk membentuk keyakinan diri.
B.Melepas dari
orang tua
Tuntutan untuk memisahkan diri dari orang tua dan menuju ke arah
teman-teman sebaya merupakan suatu reaksi terhadap status intern anak muda.
Sesudah mulainya pubertas timbul suatu diskrepansi yang besar antara kedewasaan
jasmaniah dengan ikatan sosial pada milienu orang tua. Dalam keadaan seperti ini banyak pertentangan-pertentangan
antara remaja awal dengan orang tua, diantaranya:
· Perbedaan standar perilaku
Remaja awal sering menganggap bahwa standar perilaku orang tuanya kuno
sedangkan dirinya dianggap modern. Mereka mengharapkan agar orang tuanya mau
menyesuaikan diri dengan perilakunya yang modern.
· Merasa menjadi korban
Remaja sering merasa benci kalau status sosial ekonominya tidak
memungkinkan mempunyai simbol status yang sama dengan teman sebayanya.
Seperti pakaian, sepatu, accecoris,dll. Pada usia ini ia paling tidak
suka jika diperintah mengerjakan pekerjaan di rumah.
· Prilaku yang kurang matang
Biasanya orang tua mengembangkan pola menghukum bila para remaja
mengabaikan tugas-tugas sekolah, melalaikan tanggung jawab dan jajan semaunya.
Pelarangan dan menghukum membuatnya benci kepada orang tua.
· Masalah palang pintu
Kehidupan sosial yang aktif menyebabkan ia sering melaggar peraturan.
Seperti waktu pulang dan mengenai dengan siapa dia berhubungan, terutama dengan
lawan jenis.
· Metode Disiplin
Jika metode disiplin yang diterapkan orang tua dianggap tidak adil atau
kekanak-kanakan maka remaja akan memberontak. Pemberontakan terbesar dalam
keluarga terjadi jika salah satu orang tua dominan daripada lainnya. Hal ini
menyebabkan pola asuh cenderung otoriter.
Di Indonesia perkembangan remaja masih ada keterbatasannya. Di satu
sisi walaupun ingin melepas dari orang tua namun pada kebanyakan remaja
awal masih tinggal bersama orang tua. Selain itu juga secara ekonomik masih bergantung kepada orang tua.
Mereka juga belum bisa kawin, secara budaya hubungan seksual tidak
diperkenankan sesuai dengan norma agama dan sosial, meskipun mereka sudah bisa
mengadakan kencan-kencan dengan teman lain jenis. Mereka berusaha
mencapai kebebasan dalam berpacaran. Mereka mempunyai kecenderungan yang sama
untuk menghayati kebebasan tadi sesuai dengan usia dan jenis kelaminnya. Hal
ini berarti sebagai tanda kedewasaan, mereka mulai mengorbankan sebagian besar
hubungan emosi mereka dengan orang tua mereka dalam usaha menjadi anggota
kelompok teman sebaya.
Menurut Maccoby (1984) sistem hubungan orang tua dan anak dalam keluarga
berubah dari hubungan regulasi menjadi hubungan yang coregulasi., dimana dalam
hal ini orang tua telah makin memberikan kebebasan untuk menentukan sendiri
pada anak. Hal ini bukan berarti menghalangi hubungan yang koperatif antara
orang tua dan anak-anaknya. Biasanya komunikasi yang terjalin dengan ibu jauh
lebih dekat daripada dengan ayah. Komunikasi dengan ibu meliputi permasalahan
sehari-hari, sedangkan permasalahan dengan ayah perasaan remaja dalam hidup di
masyarakat.
Pada anak wanita pelepasan ini agak lebih sukar hal ini disebabkan adanya
interaksi antara sifat kewanitaanya dengan nilai-nilai masyarakat di
sekelilingnya. Di Indonesia khususnya dalam masyarakat Jawa anak wanita diharapkan
untuk mencintai orang tua dan keluarga dalam arti yang lebih,misalnya merawat,
memelihara dan bertanggung jawab terhadap rumah dan keluarga. Namun
demikian bukan berarti bahwa anak wanita tidak mempunyai kesempatan yang sama
dalam masyarakat.
Dalam masa remaja awal ini , keinginan untuk melepaskan diri dari orang
tua dengan maksud untuk menemukan dirinya sendiri. Menurut Erikson
ditinjau dari perkembangnan sosial menamakan proses ini sebagai mencari
identitas diri, yaitu menuju pembentukan identitas diri ke arah individualitas
yang mantap dimana hal ini merupakan aspek penting dalam perkembangan diri
menuju kemandirian.
Usaha remaja awal dalam mencapai origininalitas juga sekaligus
menunjukkan pertentangan terhadap orang dewasa dan solidaritas
terhadap teman sebaya. Prinsip emansipasi memungkinkan bahwa kedua gerak antara
menuju kemandirian dengan ketergantungan dengan orang tua menimbulkan
jarak antar generasi (generation gap).
Jarak antar generasi yang dimaksudkan disini bukan berarti bahwa tidak
ada hubungan baik. Memang pada kenyataannya pada usia anak seperti ini orang
tua sering tidak mengerti melakukan hal-hal yang tidak seperti mereka harapkan.
Biasanya pada saat ini mulai muncul bibit-bibit pertentangan antara anak dan
orang tua. Berdasarkan hasil penelitian perbedaan pendapat antara anak dan
orang tua antara lain penampilan, pemilihan teman, jam pulang sekolah
yang tidak tepat, kurang hormat terhadap orang yang lebih tua, dll. Memang pada
saat ini remaja lebih progresif dibandingkan orang tuanya.
KESIMPULAN
Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai
dengan tuntutan sosial dengan berprilaku yang dapat diterima secara sosial,
memenuhi tuntutan yang diberikan oleh kelompok sosial, dan memiliki sikap yang
positif terhadap kelompok sosialnya.
Perkembangan sosial akhir masa kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke
kelas satu SD. Pada masa ini biasanya orang tua akan memberikan hanya sedikit
waktunya untuk berinteraksi dengan anak, sosialisasi di sekolah pada umumnya
terjadi atas dasar interest dan aktvitas bersama, lebih banyak meluangkan waktu
untuk teman sebaya dan mulai membentuk hub. peer group (geng) lebih
cenderung dengan teman perempuan.
Perkembangan sosial pada masa remaja (pudertas) merupakan masa yang unik,
masa pencarian identitas diri dan ditandai dengan perkembangan fisik dan psikis
anak. Pada masa ini sosialisasi anak lebih luas dan berkembang, mereka mulai
menjalin hubungan dengan teman-teman laki-lakinya dan mengadakan kencan-kencan
(dating). Anak lebih mementingkan teman dari pada keluarga dan mulai timbul
banyak pertentangan dengan orang tua. Mereka umumnya belum bekerja dan masih
belum mampu menafkahi dirinya sendiri.
Karena itu sebaiknya orang tua benar-benar memperhatikan perkembangan anak
sampai ia mampu untuk membedakan dan memilih mana yang baik dan buruk untuk
dirinya (dewasa). Tetapi tidak dengan bersikap otoriter terhadap anak, supaya
anak merasa lebih nyaman dan tidak takut untuk menceritakan konflik-konflik
yang terjadi selama masa perkembangannya.
G. Tanda-tanda
Anak Masuki Masa Puber
Tumbuh menjadi remaja kadang menyulitkan dan merasa canggung, tapi itu
adalah bagian dari masa pertumbuhan. Biasanya anak perempuan mengalami pubertas
yang lebih dulu dibandingkan dengan anak laki-laki.
Pada saat anak berusia antara 8 sampai 18 tahun, tubuh anak perempuan akan
mengalami perubahan menuju perempuan yang lebih dewasa.
Proses ini digerakkan oleh mulai keluarnya hormon estrogen yang mengubah
bentuk luar dari tubuh anak perempuan dan membuat organ-organ genital
berkembang. Hormon adalah zat kimi yang bisa membuat perubahan-perubahan
tersebut terjadi dan yang mempengaruhi bagaimana jaringan dan organ-organ dalam
tubuh bekerja.
Pengalaman pertumbuhan ini akan terjadi
pada usia tersebut, khususnya pada awal-awal masa puber dan saat usia 16 atau
17 tahun seseorang akan mendapatkan tinggi yang maksimal. Pada proses ini
bagian pinggul akan mulai melebar kesamping selama masa puber. Rambut didaerah
ketiak dan daerah genital juga akan mulai tumbuh, dan biasanya ada beberapa
remaja yang memiliki keringat lebih banyak saat masa puber. Rambut halus juga
akan tumbuh pada lengan dan kaki, serta payudara akan mulai membesar dan
terjadi perubahan bentuk, seperti dikutip dari Health24, Rabu
(5/8/2009).
Banyak remaja baik laki-laki maupun
perempuan yang akan memiliki masalah dengan jerawat, tapi tidak ada yang perlu
dikhawatirkan dengan tumbuhnya jerawat tersebut. Banyak perawatan yang bisa
dilakukan untuk menghilangkannya dan merupakan hal yang lumrah bagi remaja
untuk tumbuh jerawat. Semua ini adalah perubahan yang terjadi luar tubuh.
Sementara itu perubahan yang terjadi di
dalam tubuh tidak terlalu drastis. Biasanya pada usia 12 atau 13 tahun, remaja
perempuan akan mulai mengalami masa menstruasi setiap bulan yang disebabkan
oleh hormon. Ovarium akan melepaskan sel telur yang bergerak turun ke tabung
fallopi dan ke uterus. Uterus akan tumbuh ke lapisan darah mempersiapkan untuk
kemungkinan hamil. Jika melakukan hubungan intim pada saat tersebut, sel telur
akan dibuahi dan kemungkinan terjadi pembuahan dan kehamilan akan terjadi.
Tapi jika tidak melakukan hubungan
intim, lapisan akan turun ke vagina. Proses ini akan terjadi selama 4 atau 7 hari dan biasanya akan datang
kembali setiap 24-32 hari. Setiap orang memiliki siklus menstruasi yang
berbeda-beda, pada beberapa tahun pertama siklusnya mungkin tidak teratur tapi
setelahnya akan tetap.
Jika memiliki siklus yang tidak teratur, bukan berarti remaja tersebut
hamil, tapi ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi siklus menstruasi. Stres
karena masalah ujian atau masalah keluarga, olahraga yang berlebihan, dan
perubahan besar dalam hidup seperti sakit bisa memicu ketidakteraturan siklus.
Jika saat menstruasi mengalami sakit seperti kram yang terus menerus datang,
sebaiknya periksakan ke dokter kandungan.
Biasanya sebelum masa menstruasi dimulai, seorang remaja bisa mengalami
stres atau mudah marah, hal ini wajar dan biasa disebut dengan Premenstrual
Syndrome (PMS). Jadi, jika salah satu anak Anda mengalami hal tersebut berarti
anak-anak tersebut sudah memasuki dunia remajanya.
Seorang remaja gadis mulai mengeluhkan akan pinggulnya yang mulai melebar
ke samping. Sedangkan teman cowoknya mengaku suaranya terasa lebih nge-bass
ketimbang adiknya. Keanehan yang wajar ini bisa disebut masa puber, masa normal
dimana semua remaja pasti akan mengalaminya. Apa yang dimaksud dengan masa
puber? Kapan masa puber itu kita alami? Dan, bagaimana ciri-ciri dari seseorang
yang mengalami masa puber?
Puber itu apa sih?
Masa puber adalah merupakan suatu peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 8 tahun sampai 21 tahun. Pada anak perempuan, biasanya akan mengalami pubertas yang lebih dahulu dibandingkan dengan anak laki-laki, yakni pada saat anak berusia 8 sampai 18 tahun.
Masa puber adalah merupakan suatu peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 8 tahun sampai 21 tahun. Pada anak perempuan, biasanya akan mengalami pubertas yang lebih dahulu dibandingkan dengan anak laki-laki, yakni pada saat anak berusia 8 sampai 18 tahun.
Proses pubertas pada anak gadis ini timbul karena keluarnya hormon estrogen
yang diproduksi tubuh yang akan mengubah bentuk luar dari tubuh anak perempuan
dan membuat organ-organ genitalnya berkembang.
Ciri-ciri masa puber
Pada masa puber, anak gadis akan mengalami perubahan yang merupakan ciri-ciri normal saat pubertas terjadi. Antara lain pinggul yang mulai melebar ke samping, mulai mengalami menstruasi pada usia 12 atau 13 tahun setiap bulan, tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan area genital. Dada yang semakin membesar serta perasaan tertarik terhadap lawan jenis.
Pada masa puber, anak gadis akan mengalami perubahan yang merupakan ciri-ciri normal saat pubertas terjadi. Antara lain pinggul yang mulai melebar ke samping, mulai mengalami menstruasi pada usia 12 atau 13 tahun setiap bulan, tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan area genital. Dada yang semakin membesar serta perasaan tertarik terhadap lawan jenis.
Pada anak laki-laki masa puber akan ditandai dengan suara yang semakin
nge-bass (membesar), tumbuhnya rambut di daerah ketiak dan kelamin, munculnya
kumis dan janggut, munculnya jakun pada tenggorokan dan timbulnya perasaan
tertarik pada lawan jenis. Mimpi basah yang merupakan ciri-ciri dari masa puber
juga akan dialami pada anak laki-laki.
Banyak remaja baik laki-laki maupun perempuan yang akan memiliki masalah
dengan jerawat saat masa puber terjadi. Namun tidak ada yang perlu
dikhawatirkan dengan tumbuhnya jerawat tersebut. Banyak perawatan yang bisa
dilakukan untuk menghilangkannya dan merupakan hal yang lumrah bagi remaja
untuk tumbuh jerawat. Semua ini adalah perubahan yang terjadi di luar tubuh
Meski masa puber identik dengan perubahan dari bentuk tubuh luar, namun
masa puber sebenarnya juga terjadi pada psikologis anak. Seperti perasaan
tertarik terhadap lawan jenis yang bisa berakhir pada cinta monyet seusia
remaja, perubahan perilaku yang mencolok dari terbuka menjadi sangat tertutup,
mulai timbul rasa tanggung jawab, ego akan mulai terlihat, perilaku yang sudah
bisa dimodifikasi (beradaptasi dengan lingkungan) yang mengakibatkan anak sudah
tidak “sepolos” pada masa kecil.
Apa yang dibutuhkan seorang anak pada saat ia mengalami masa puber?
Anak cenderung akan merasa ingin dihargai, diperhatikan, membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah, butuh perasaan diterima baik di sekolah, masyarakat maupun keluarga, butuh dukungan dan butuh pengarahan akan masa puber yang dialaminya dan perkembangan organ seks nya.
Anak cenderung akan merasa ingin dihargai, diperhatikan, membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah, butuh perasaan diterima baik di sekolah, masyarakat maupun keluarga, butuh dukungan dan butuh pengarahan akan masa puber yang dialaminya dan perkembangan organ seks nya.
Banyak orangtua yang enggan
memberitahukan masa puber pada anaknya yang berakibat si anak akan mencari
informasi pubertas sendiri di internet dan media lain yang bisa jadi
berakibat kurang baik. Karena pada saat pubertas dialami, pendidikan akan seks
sudah harus mulai diberikan.
|
|
Masa Dewasa Dini By Nurul dkk
3 Desember 2007 — tafany
A. PENDAHULUAN
Setelah mengalami masa kanak-kanak dan
remaja yang panjang, seorang individu akan mengalami masa dimana ia telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan mengharuskan dirinya untuk berkecimpung dengan
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Dibandingkan dengan masa-masa
sebelumnya, masa dewasa adalah waktu yang paling lama dalam rentang hidup yang
ditandai dengan pembagiannya menjadi 3 fase yaitu; masa dewasa dini, masa
dewasa madya, dan masa dewasa lanjut (usia lanjut).
Masa dewasa dini biasanya dimulai sejak
usia 18 tahun sampai dengan kira-kira usia 40 tahun dan biasanya ditandai
dengan selesainya pertumbuhan pubertas dan organ kelamin anak telah berkembang
dan mampu berproduksi. Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan fisik
dan psikologis tertentu bersamaan dengan masalah-masalah penyesuaian diri dan
harapan-harapan terhadap perubahan tersebut.
B. CIRI-CIRI
MASA DEWASA DINI
Masa dewasa dini adalah masa awal seseorang dalam
menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial
baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan
peran ganda seperti peran sebagai suami/isteri dan peran dalam dunia kerja
(berkarir).
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa sulit bagi individu
karena pada masa ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya
terhadap orang tua dan berusaha untuk bias mandiri. Di bawah ini ada 10
ciri-ciri masa dewasa dini yaitu;
1) Masa Pengaturan (settle down)
Pada masa ini
seseorang akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok,
dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang
diyakini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola
prilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama
sisa hidupnya.
2) Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai
masa produktif karena pada rentang usia ini adalah masa-masa yang cocok untuk
menentukan pasangan hidup, menikah, dan berproduksi/menghasilkan anak. Pada
masa ini organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan individu baru
(anak).
3) Masa Bermasalah
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa yang sulit dan
bermasalah. Hal ini dikarenakan
seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan VS
pekerjaan). Jika ia tidak bias mengatasinya maka akan menimbulkan masalah. Ada
3 faktor yang membuat masa ini begitu rumit yaitu; Pertama, individu
tersebut kurang siap dalam menghadapi babak baru bagi dirinya dan tidak bisa
menyesuaikan dengan babak/peran baru tersebut. Kedua, karena kurang
persiapan maka ia kaget dengan 2 peran/lebih yang harus diembannya secara
serempak. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau
siapapun dalam menyelesaikan masalah.
4) Masa Ketegangan Emosional
Ketika seseorang berumur duapuluhan (sebelum 30-an), kondisi
emosionalnya tidak terkendali. Ia
cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi
seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status
dalam pekerjaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua.
Maka kebanyakan akan tidak terkendali dan berakhir pada stress bahkan bunuh
diri. Namun, ketika sudah berumur 30-an, seseorang akan cenderung stabil dan
tenang dalam emosi.
5) Masa Keterasingan Sosial
Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang mengalami
“krisis isolas”, ia terisolasi atau terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan social dibatasi karena berbagai
tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya juga menjadi
renggang. Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat
untuk maju dalam berkarir.
6) Masa Komitmen
Pada masa ini juga
setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai membentuk
pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen baru.
7) Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang
masih punya ketergantungan pada orang tua atau organisasi/instnasi yang
mengikatnya.
Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa
dewasa dini berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas.
Nilai sudah mulai dipandang dengan kaca mata orang dewasa. Nilai-nilai yang
berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan kenapa seseorang
berubah nilia-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh
kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini juga seseorang akan lebih
menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan. Egosentrisme
akan berubah menjadi social ketika ia sudah menikah.
9) Masa Penyesuaian
Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus
lebih bertanggungjawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran
sebagai orang tua dan sebagai pekerja.
10) Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang
bebas untuk berbuat apa yang diinginkan. Namun kreatifitas tergantung pada
minat, potensi, dan kesempatan.
C. TUGAS
PERKEMBANGAN MASA DEWASA DINI
Pada masa dewasa dini, banyak sekali harapan-harapan yang
ditujukan masyakat pada mereka yang memang berada pada masa ini. Banyak sekali
tugas-tugas yang harus dikembangkan, dan tingkat penguasaan tugas-tugas ini
akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika sudah berusia
setengah baya.
Tugas perkembangan
masa dewasa dini meliputi:
1. Pekerjaan
Seorang individu diharapkan sudah mendapatkan suatu pekerjaan
yang layak ketika ia berada pada masa dewasa dini sehingga ia bisa dianggap
mampu dan mempunyai peran atau posisi dalam masyarakat.
2. Pengakuan Sosial
Masa ini adalah
masa dimana seseorang ingin mendapatkan legalitas dan pengakuan dari
masyarakat/kelompok sekitarnya. Ia menerima tanggungjawab sebagai warga Negara
dan akan bergabung dengan komunitas social yang cocok dengannya.
3. Keluarga
Pada masa ini seseorang mulai mencari dan memilih pasangan
hidup yang cocok, lalu menikah, mempunyai anak, kemudian membina rumah tangga.
Ia mempunyai peran baru yaitu sebagai orang tua.
D. PERUBAHAN
MINAT PADA MASA DEWASA DINI
Seiring dengan bertambahnya tugas dan tanggungjawab yang
harus diemban seseorang ketika ia sudah menginjak masa dewasa dini, seseorang
akan mengalami pergeseran bahkan pengurangan bobot minat/keinginan terhadap
sesuatu. Hal ini disebabkan karena minat yang sudah ada pada dirinya sejak masa
kanak-kanak atau remaja terkadang sudah tidak sesuai lagi dengan perannya
sebagai orang dewasa selain itu juga bisa disebabkan oleh minat yang tidak lagi
memberi kepuasan seperti semula.
Masa dewasa dini tidak selalu menghilangkan minat seseorang
tetapi juga dapat membuat bobot pada minat yang dimiliki seseorang bergeser.
Ketika usia bertambah, orang biasanya tidak memperoleh minat baru kecuali bila
ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan minat itu.
v Minat Pribadi; meliputi penampilan,
pakaian & perhiasan, status, symbol kedewasaan, uang dan agama.
Ketika sudah
dewasa banyak terjadi perubahan penampilan yang dialami seseorang seiring
dengan perubahan fisiknya. Ia mulai bisa memanfaatkan penampilan tersebut dan
berusaha untuk memperbaiki penampilan. Hal ini dikarenakan kesadaran bahwa
penampilan yang menarik adalah potensi besar dalam meningkatkan pergaulan.
Minat untuk meningkatkan penampilan mulai berkurang menjelang umur 30-an ketika
ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat.
Walaupun usia
semakin bertambah namun minat terhadap pakaian dan perhiasan juga ikut
bertambah. Hal ini berhubungan dengan prestise dan nilai seseorang dalam
pergaulan.
Status adalah
tanda-tanda tertentu yang membedakan seseorang dengan orang lain. Symbol status
dapat berupa mobil, rumah dan harta benda laiinya yang dapat mempengaruhi
tinggi rendahnya status seseorang dan dipandang sebagai bukti keberhasilan
ekonomi. Orang dewasa dini biasanya berusaha menaikkan statusnya dengan cara
memiliki simbol-simbol status seperti yang diterangkan di atas.
Orang-orang dewasa
beranggapan bahwa uang dapat memenuhi kebutuhan hidup saat ini. Maka ia akan
berusaha untuk memiliki banyak uang.
v Minat Rekreasional;
Pada masa remaja bahkan kanak-kanak, orang berekreasi hanya
sekedar ikut-ikutan atau diajak orang lain/keluarga dan hanya berfungsi untuk
bermain. Namun pada masa dewasa apalagi jika sudah menjadi orang tua, orientasi
dari rekreasi tersebut adalah untuk menghilangkan kepenatan setelah lama
bekerja.
Rekreasi bisa berupa berbincang-bincang, bertamasya,
berolahraga, hiburan, atau sekedar menyalurkan hobi.
v Minat Sosial
Seperti telah dijelaskan di awal bahwa masa dewasa dini
adalah masa keterasingan sosial dimana seseorang (suami/isteri) akan merasa
sepi karena mereka kehilangan masa pergaulan yang menyenangkan ketika remaja.
Umumnya pergaulan dan kegiatan mereka lebih terpusat pada keluarga. Peran
anggota keluarga menggantikan peran teman. Mereka harus bisa mencari
penyelesaiannya dan berupaya untuk menjalin tali persahabatan baru dengan
lingkungan barunya.
Namun pada akhir tigapuluhan atau pertengahan empatpuluhan,
mereka sudah mempunyai banyak teman karean umumnya minat social mereka sudah
berkembang dan stabil.
Pada masa dewasa, minat pribadi akan semakin berkurang dan
minat sosial akan semakin bertambah.
E. MOBILITAS
SOSIAL PADA MASA DEWASA DINI
Mobilitas geografis berpindah dari satu tempat ke tempat lain
dengan alas an pekerjaan. Mobilitas sosial berarti berpindah dari satu kelompok
social ke kelompok sosial lain baik pada tingkat yang sama, yang lebih tinggi,
atau lebih rendah. Umumnya, orang muda ingin berpindah ke mobilitas sosial yang
lebih tinggi maka ia akan berusaha meningkatkan tangga social tersebut dengan
meningkatkan popularitas dan berperan dalam kepemimpinan, meningkatkan
pendidikan, lulus perguruan tinggi bergengsi, dan berperan serta aktif dalam
kegiatan masyrakat golongan atas. Daya tarik fisik adalah modal utama perempuan
dalam meningkatkan mobilitas sosial sedangkan laki-laki adalah pendidikan
tinggi untuk mencapai mobilitas sosial yang tinggi pula.
F. PENYESUAIAN PERAN SEKS PADA MASA DEWASA
DINI
Penyesuain peran
seks pada masa dewasa dini sangatlah sulit. Ketika masa remaja, laki-laki dan
perempuan menyadari akan peran peraturan dan peran seks yang direstui oleh
masyarakat, tetapi ketika mereka telah dewasa, biasanya peraturan dan peran
seks tersebut tidak bisa diterima sepenuhnya.
Pada konsep
tradisional, peran seks lebih dominant untuk kaum pria. Ketika sudah menikah
biasanya laki-laki menduduki posisi yang paling tinggi dan berwenang dalam
mengambil keputusan. Sedangkan perempuan tidak diharapkan bekerja di luat rumah
tetapi hanya mengurus anak-anak di dalam rumah.
Berbeda dengan
konsep egalitarian yang menjunjung tinggi persamaan derajat antara pria dan
wanita. Setiap laki-laki atau perempuan, suami-isteri mempunyai porsi yang sama
dan mempunyai kesempatan yang sama dalam mengaktualisasikan potensinya.
Konsep persamaan
hak ini dapat diterima oleh semua kelompok sosial termasuk kelompok tradisional.
G. BAHAYA PERSONAL DAN SOSIAL PADA MASA
DEWASA DINI
Seseorang terlihat belum matang pada usia dini diakibatkan
oleh kegagalannya dalam menguasai beberapa atau sebagian besar dari tugas
perkembangan yang penting pada masa dewasa dini.
Kegagalan dalam menguasai tugas perkembangan masa dewasa dini
dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial seseorang. Mereka akan selalu
merasa kecewa dan tidak puas dengan apa yang dimiliki dibandingkan dengan orang
dewasa seusianya. Beberapa bahaya
personal dan sosial pada masa dewasa dini diantaranya;
ü Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang paling penting dan paling umum dalam masa
dewasa dini adalah bentuk fisik dan penampilan yang kurang menarik yang
mempersulit penyesuaian diri pribadi dengan kehidupan sosial.
ü Bahaya Sosial dan Bahaya Peran
Seks
Mendapatkan suatu kelompok sosial tempat mengidentifikasi
diri khususnya dalam mobilitas sosial dan penerimaan peran seks tradisional
merupakan hambatan kejiwaan yang harus ditanggulangi setiap orang dalam
kehidupan pribadi dan sosial mereka.
H.
KESIMPULAN
Masa dewasa dini adalah masa terpanjang setelah masa
kanak-kanak dan masa remaja. Masa ini adalah masa dimana seseorang harus
melepaskan ketergantungannya dari orang tua dan mulai belajar madiri karena ia
sudah mempunyai peran dan tugas-tugasnya yang baru.
Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dini jika tidak
dioptimalkan dengan baik akan menjadi bumerang bagi dirinya sendiri di masa
yang akan datang. Perubahan minat, mobilitas sosial, dan penyesuaian peran seks
pada masa ini juga sangat berpengaruh bagi tiap individu.
Bahaya personal dan sosial sering diakibatkan oleh ketidak
matangan seseorang pada masa ini yang ditandai dengan kegagalannya dalam
menjalankan tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa dini.
REFERENSI:
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi
Perkembangan, Jakarta: Erlangga. 1980.
Beberapa
pendapat tentang masa dewasa madya
- Usia dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari sudut posisi usia dan terjadinya perubahan fisik maupun psikologis, memiliki banyak kesamaan dengan masa remaja
- Bila masa remaja merupakan masa peralihan, dalam arti bukan lagi masa kanak-kanak namun belum bisa disebut dewasa, maka pada setengah baya, tidak dapat lagi disebut muda, namun juga belum bisa dikatakan tua.
- Secara fisik, pada masa remaja terjadi perubahan yang demikian pesat (menuju ke arah kesempurnaan/kemajuan) yang berpengaruh pada kondisi psikologisnya, sedangkan individu setengah baya juga mengalami perubahan kondisi fisik, namun dalam pengertian terjadi penurunan/kemun-duran, yang juga akan mempengaruhi kondisi psikologisnya.
- Selain itu, perilaku dan perasaan yang menyertai terjadinya perubahan-perubahan tersebut adalah sama, yaitu salah tingkah/ canggung, bingung, dan kadang-kadang over acting.
CIRI-CIRI
DEWASA MADYA
- Masa yang ditakuti (a dreaded period).
- Masa transisi (a time of transition).
- Masa penyesuaian kembali (a time of adjustment).
- Masa keseimbangan dan ketidakseimbang-an (a time of equilibrium and disequilibrium
- Usia berbahaya (a dangerous age).
- Usia kaku/canggung (a awkward age).
- Masa berprestasi (a time of achievement).
Masa
yg ditakuti
- Selain masa tua (old age), masa dewasa madya juga merupakan masa yang sangat ditakuti datangnya oleh kebanyakan individu, sehingga seolah-olah mereka ingin mengerem laju pertambahan usia mereka.
- Bagi perempuan masa dewasa madya tidak saja berarti menurunnya kemampuan reproduktif dan datangnya menopause, namun juga menurunnya daya tarik seksual.
- Umumnya mereka (individu dewasa madya) merasa tidak lagi menarik secara seksual bagi suami mereka, sehingga muncul kekhawatiran “akan kehilangan” suami dan kondisi ini selain dapat mengakibatkan para istri begitu mengharapkan suaminya bersikap seperti ketika masih pengantin baru, juga munculnya rasa cemburu yang kadang cenderung berlebihan, bila melihat suaminya berkomunikasi dengan perempuan yang lebih muda usianya.
- Biasanya di usia2 ini, suami mereka mulai lebih berkonsentrasi pada karier dan peningkatan kariernya, sehingga mereka semakin merasa kesepian dan “diabaikan”.
- Perasaan2
negatif ini bila tidak segera dicari pemecahannya dapat mengakibatkan para
istri mengalami depresi.
- Bagi pria, masa dewasa madya merupakan usia yang mengandung arti menurunnya kemampuan fisik secara menyeluruh, termasuk berkurangnya vitalitas seksual.
- Sebagian kaum pria yang mengalami tanda-tanda terjadinya penurunan kemampuan seksual ini, akan mengalihkan perhatian mereka pada kesibukan bekerja demi meningkatkan prestasi dan memenuhi kebutuhan hidup yang semakin meningkat.
- Selain masalah seksual, kaum pria yang telah memasuki usia dewasa madya, ada juga yang ingin menutupi “kelemahan” fisiknya dengan melakukan aktivitas fisik berlebihan, dan cenderung menolak bantuan dari mereka yang lebih muda.
- Pada sebagian yang lain, justru bersikap kompensatif, dalam arti untuk menutupi “kekurangannya” mereka bersikap seperti anak muda dengan lebih memperhatikan penampilan fisik, berdandan sedemikian rupa untuk mencari perhatian dari lawan jenis yang berusia jauh lebih muda.
- Mereka yang berperilaku seperti ini justru menunjukkan adanya ketidak percayaan yang cukup besar terhadap daya tarik seksual mereka.
Masa
Transisi
- Seperti juga masa remaja, individu pada masa dewasa madya juga disebut sebagai masa transisi dari masa dewasa awal ke masa dewasa lanjut (lansia).
- Sebagian cirri-ciri fisik dan perilakunya masih memperlihatkan masa dewasa awal, sementara banyak ciri fisik dan perilaku lainnya justru telah menunjukkan ciri-ciri orang dewasa lanjut.
- Kondisi transisi ini menyebabkan mereka harus banyak melakukan penyesuaian terhadap peran-peran baru yang diberikan oleh masyarakat. Selain itu, masyarakat juga mengharapkan mereka untuk dapat berpikir dan berperilaku sesuai dengan usianya.
Masa
Penyesuaian kembali
- Memasuki usia dewasa madya, cepat atau lambat individu harus mengadakan penye-suaian kembali terhadap perubahan2 yang dialaminya, baik fisik maupun peranan.
- Penyesuaian terhadap perubahan peranan, biasanya akan terasa lebih sulit dilakukan bila dibandingkan dengan penyesuaian terhadap berubahnya kondisi fisik. Misalnya kaum pria yang mengalami masa pensiun, atau kaum perempuan yang mengalami perubahan peran sebagai ibu dengan anak-anak yang akan mulai memasuki kehidupan baru.
Masa
Keseimbangan dan Ketidakseimbangan
- Pengertian keseimbangan mengacu pada kemampuan penyesuaian terhadap terjadinya perubahan2 fisik dan psikologis yang dilakukan orang2 dewasa madya.
- Keseimbangan ini dapat dicapai bila ada penyesuaian secara menyeluruh terhadap pola-pola kehidupannya. Mereka yang mampu mencapai keseimbangan akan merasakan kehidupan yang tenang, tenteram dan damai di rumah, sehingga tidak suka “keluyuran”/ buang-buang waktu di luar rumah untuk kegiatan yang tidak berguna.
- Ketidakseimbangan artinya adalah terjadinya kegoncangan2/gangguan2 penyesuaian yang dialami individu pada masa ini, baik yang bersifat internal maupun eksternal, termasuk dengan pasangan hidupnya.
- Mereka yang tidak mampu mencapai keseimbangan ini akan merasa tidak betah di rumah, dan cenderung ingin “lari” dari rumah untuk memenuhi kebutuhan2 fisik dan psikologis yang tidak diperoleh di rumahnya
Usia
Berbahaya
- Yang dimaksud dengan usia berbahaya adalah dalam hal kehidupan seksual-nya, terutama dengan isterinya.
- Juga dalam hal-hal yang berhubungan dengan segala aspek kehidupan lainnya, seperti kondisi fisik yang mulai rentan terhadap penyakit, juga kondisi psikologis yang relative menjadi lebih peka, dalam arti mudah tersinggung, tertekan, stress, hingga depresi.
- Dalam hal-hal yang berhubungan dengan masalah seksual, tidak jarang terjadi para suami yang mulai merasa “bosan” dengan istrinya, sehingga mulai menyeleweng, atau pun menceraikan istrinya untuk kawin lagi dengan perempuan lain yang kadang-kadang seusia dengan anak gadisnya.
- Adapun untuk hal-hal yang lain, individu usia dewasa madya, relative lebih sering mengalami gangguan fisik maupun mental, bahkan pada orang-orang tertentu dapat mengakibatkan bunuh diri.
Usia
Kaku/Canggung
- Seperti juga masa remaja ketika individu tidak bisa lagi disebut anak-anak, tetapi juga belum layak disebut dewasa, begitu juga individu dewasa madya, sudah kurang pantas disebut dewasa dini, namun juga belum bisa disebut tua. Dalam situasi seperti ini, kadang muncul rasa canggung dan bingung pada individu.
- Pada sebagian individu kondisi ini mengakibatkan mereka ingin menutupi ketuaan dengan berbagai cara dan sejauh mungkin berusaha untuk tidak tampak tua, misalnya dalam hal pemilihan busana, berdandan/ pemakaian kosmetik dsb. Kadang-kadang apabila individu agak berlebihan di dalam menampilkan busana dan dandanan yang bertujuan untuk menutupi ketuaannya, maka hal ini justru menyebabkan mereka tampak janggal, sehingga terlihat kaku/canggung.
Masa
Berprestasi
- Berprestasi pada usia dewasa madya menurut Werner merupakan suatu gambaran yang positif dari seorang individu.
- Pada usia 40 tahun pada orang-orang normal telah memiliki pengalaman yang cukup dalam pendidikan dan pergaulan, sehingga mereka telah memiliki sikap yang pasti serta nilai-nilai tentang hubungan social yang berkembang secara baik.
- Kondisi keuangan dan kedudukan social mereka biasanya telah mapan, serta mereka telah memiliki pandangan yang jelas tentang masa depan dan tujuan yang ingin dicapai.
- Apabila situasi ini diikuti dengan kondisi fisik yang prima, maka mereka dapat menyatakan bahwa hidup dimulai di usia 40 tahun (life begin 40th).
- Menurut Hurlock yang dapat dicapai individu di usia dewasa madya, tidak hanya kesuk-sesan secara financial, melainkan juga dalam hal kekuasaan dan prestise.
- Biasanya
usia pencapaian terjadi antara 40-50 tahun. Selain itu masyarakat sendiri
nampaknya baru mengakui kemampuan atau prestasi seseorang secara mantap
apabila yang bersangkutan telah memasuki usia dewasa madya.
MATERI
KULIAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN LANJUT
———————————————————
Dra. Juliani Prasetyaningrum, MSi, Psi
2009
PSIKOLOGI PENDIDIKAN LANJUT
———————————————————
Dra. Juliani Prasetyaningrum, MSi, Psi
2009
Supported
by aku cuma
seorang blogger yang cinta seo
Permasalahan Lanjut Usia (Lansia)
Pengertian
lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran
dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan waktu.
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik,
psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil,
mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan
kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan
mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan)
atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia adalah
masalah penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari
keadaan sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi
kemunduran.
Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan mengalami berbagai
macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah atau macamnya
tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak penyakit pada lansia,
semakin banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya jenis obat akan
menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan ketaatan atau
menimbulkan kebingungan dalam menggunakan atau cara minum obat. Disamping itu
dapat meningkatkan resiko efek samping obat atau interaksi obat.
Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia. Hal tersebut
dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi yang adekuat
untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan mencerna
makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan.
Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka diperlukan
perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia
mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal. Perawatan yang diberikan
berupa kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut, kebersihan
kulit dan badan serta rambut. Selain itu pemberian informasi pelayanan
kesehatan yang memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar dapat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar