1.
Aliran Nativisme (Naturalisme)
Nativisme
berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Tokoh aliran ini adalah
Arthur Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof jerman, yang berpendapat bahwa
hasil pendidikan dan perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaan yang
diperolehnya sejak anak itu dilahirkan. Anak dilahirkan kedunia sudah
mempunyai pembawaan dari orang tua maupun disekelilingnya, dan pembawaan itulah
yang menentukan perkembangan dan hasil pendidikan. Lingkungan, termaksud tidak
upaya tidak mempengaruhi perkembangan anak didik. Apabila seorang anak berbakat
jahat, maka ia akan menjadi jahat, begitu pula sebaliknya. Karena dalam aliran
ini dikenal dengan istilah pessimisme paedagogis, karena sangat pesimis
terhadap upaya-upaya dan hasil pendidikan.
Natur
artinya alam, atau apa yang dibawa sejak lahir. Aliran ini sama dengan aliran
nativisme. Naturalisme yang dipelopori oleh Jean Jaquest Rousseau, bependapat
bahwa pada hakekatnya semua anak manusia adalah baik pada waktu dilahirkan
yaitu dari sejak tangan sang pencipta. Tetapi akhirnya rusak sewaktu berada
ditangan manusia, oleh karena Jean Jaquest Rousseau menciptakan konsep
pendidikan alam, artinya anak hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri
menurut alamnya, manusia jangan banyak mencampurinya.
Jean Jaquest Rousseau juga berpendapat bahwa
jika anak melakukan pelanggaran terhadap norma-norma, hendaklah orang tua atau
pendidik tidak perlu untuk memberikan hukuman, biarlah lam yang menghukumnya.
Jika seorang anak bermain pisau, atau bermain api kemudian terbakar atau
tersayat tangannya, atau bermain air kemudian ia gatal-gatal atau masuk angin.
Ini adalah bentuk hukuman alam. Biarlah anak itu merasakan sendiri akibatnya
yang sewajarnya dari perbuatannya itu yang nantinya menjadi insaf dengan
sendirinya.
Dikutip dari : (Asnelly Ilyas, Prinsip-prinsip
pendidikan anak dalam Islam, Penerbit Al bayan, bandung tahun 1997 halaman
64)
1.
Empirisme
Empire artinya pengalaman. Aliran empirisme
berlawanan 1800 dengan aliran nativisme, karena berpendapat bahwa
dalam perkembangan anak menjadi dewasa itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan
atau pengalaman dan pendidikan yang diterimanya sejak kecil. Pada dasarnya
manusia itu bisa didik apa saja menurut kehendak lingkungan atau pendidikannya.
Dalam dunia pendidikan, pendapat empirisme
dinamakan optimisme paedagogis, karena upaya pendidikan hasilnya sangat optimis
dapat mempengaruhi perkembangan anak, sedangkan pembawaan tidak berpengaruh sama
sekali. Tokoh aliran ini adalah John Locke, yang memandang bahwa anak yang
dilahirkan itu ibaratnya meja lilin putih bersih yang masih kosong belum terisi
tulisan apa-apa, karenanya aliran atau teori ini disebut juga Tabularasa, yang
berarti meja lilin putih.
Dikutip
dari : (Abu ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta, Rineka
Cipta tahun 1991 pada halaman 293)
1.
Aliran konvergensi
Aliran ini dipelopori oleh William Stern,
seorang ahli ilmu jiwa berkebangsaan jerman yang berpendapat bahwa penmbawaan
dan lingkungan keduanya menentukan perkembangan manusia, sehingga aliran ini
merupakan kompromomi atau kombinasi dari nativisme dengan empirisme
Konvergensi berasal dari kata Convergative
yang berarti penyatuan hasil atau kerja sama untuk mencapai suatu hasil.
William Stern mengatakan bahwa kemungkinan-kemungkinan yang dibawa sejak lahir
itu merupakan petunjuk-petunjuk nasib manusia yang akan datang dengan ruang
permainan. Dalam ruang permainan itulah terletak pendidikan dalam arti yang
sangat luas. Tenaga-tenaga dari luar dapat menolong tetapi bukanlah ia yang
menyebabkan perkembangan itu, karena ini datangnya dari dalam yang mengandung
dasar keaktifan dan tenaga pendorong. Sebagai contoh : anak dalam tahun pertama
belajar mengoceh, baru kemudian becakap-cakap, dorongan dan bakat itu telah
ada, di meniru suara-suara dari ibunya dan orang disekelilingnya. Ia meniru dan
mendebgarkan dari kata-kata yang diucapkan kepadanya, bakat dan dorongan itu
tidak akan berkembang jika tidak ada bantuan dari luar yang merangsangnya.
Dengan demikian jika tidak ada bantuan suara-suara dari luar atau kata-kata
yang di dengarnya tidak mungkin anak tesebut bisa bercakap-cakap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar