Halaman

Senin, 26 Desember 2011

PERENCANAAN


BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk teristimewa diantara makhluk ciptaan Allah SWT yang lain. Manusia dapat menjalani alur kehidupannya sendiri. Manusia menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya untuk mempertahankan hidup dan mengembangkan peradabannya. namun kemudian, manusia tidak saja mendapatkan manfaat dari sesuatu yang ditemukannya, tetapi juga mudharat, hingga manusia berfikir untuk berusaha mengatasinya.
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang bertujuan kepada pembentukan akhlak yang mulia dan memiliki budi pekerti yang luhur. Pencapaian tujuan pendidikan agama islam lebih ditekankan pada penguasaan kemampuan psikomotorik, karena yang diharapkan adalah adanya perubahan tingkah laku siswa dari segi negatif menuju segi positif setelah pembelajaran berlangsung. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan sebagaimana tertuang dalam UU nomor 2 tahun 1989 yang dirumuskan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohanai, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Tetapi pada masa sekarang, Pendidikan Agama Islam dirasakan sangat sulit untuk mencapai tujuan Karena adanya penyempitan jam pelajaran, terlebih disekolah umum.
Berbicara tentang aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, tentunya sebagai pendidik tidak mungkin untuk meneliti siswanya secara maksimal selama dua puluh empat jam, guru hanya bisa memantau ketika berada di lingkungan sekolah. Kalaupun ada guru yang sampai mengetahui  atau memperhatikan kehidupan siswanya diluar lingkungan sekolah, itu tidak mungkin bisa terhadap seluruh siswa. Akan tetapi tidak baik juga bagi seorang pendidik jika tidak memperdulikan tentang kehidupan siswanya. Dalam hal ini, perlu kiranya seorang guru memperhatikan bagaimana akhlak siswa terhadap lingkungan sekitar.
Perencanaan merupakan penyusunann langkah-langkah kegiatan yang akan di laksanakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Suatu perencanaan dapat di susun berdasarkan jangka waktu tertentu yaitu jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek; menurut luas jangkauannya yaitu perencanaan makro dan perencanaan mikro; perencanaan menurut wewenang pembuatnya yaitu sentralisiasi dan desentralisasi; dan menurut telaahnya yaitu perencanaan strategis, perencanaan manajerial dan perencanaan operasional. Dalam membuat suatu perencanaan prinsip yang paling utama adalah harus dapat di laksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Secara lebih luas perencanaan oleh Bintoro Amidjodjo di definisikan sebagai berikut:
  1. perencanaan dalam arti selaus-luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
  2. perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-bauknya(maksimum out put )dengan sumber-sumber  yang ada supaya lebih efesien dan efektif.
  3. perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan di capai atau yang akan di lakukan, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa.
Dari pengertian di atas dalam suatu perencanaan terdapat lima hal pokok sebagai berikut:
  1. adanya tujuan yang hendak di capai dari sesuatu yang di rencanakan.
  2. adanya rangkaian kegiatan yang tersusun sistematis untuk mencapai tujuan.
  3. sumber daya manusia yang akan melaksanakan rencana yang di susun untuk mencapai tujuan.
  4. penetapan jangka waktu kapan rencana akan di laksanakan.
  5. penerjemahan rencana kedalam program yang konkrit dan nyata serta mudah di aplikasikan.
Istilah sistem merupakan konsep yang abstrak. Karena bersifat abstrak, banyak para ahli atau lembaga yang memberikan definisi tentang sistem dengan sudut pandang masing-masing. Misalnya Jhonson, kast, dan rosenzweeig dalam salamoen yang mendefinisikan: " sistem adalah suatu keseluruhan yang terorganisasi atau kompleks, suatu gabungan atau kombinasi dari berbagai hal atua bagian, yang membentuk satu kesatuan."
Menurut lembaga administrasi negara:" sisitem pada hakikatnya adalah seperangkat komponen, elemen, yang satu sama lain saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi, dan saling tergantung sehingga keseluruhannya merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi atau suatu totalitas, serta mempunyai peranan atau tujuan tyertentu.
Berdasarkan komponennya  sistem dapat di bedakan menjadi:
  1. sistem kompleks
sisitem kompleks adalah sisitem yang memiliki sub sistem cukup bahkan sangat banyak, dan antara sub sistem yang satu dengan sub sisitem yang lain sangat terkait dan saling mempengaruhi cukuip bahkan sangat banyak.

  1. sistem sederhana
sistem sederhana adalah sistem yang memilki sub sistem sedikit, dan antara sub sistem yang satu dengan sub sistem yang lain saling terkait dan saling mempengaruhi juga sedikit.
Secara rinci komponen-komponen pengajaran meliputi:
  1. spesifikasi isi pokok bahan
  2. spesifikasi tujuan pengajaran
  3. pengumpulan dan penyaringan data tentang siswa
  4. penentuan cara pendekatan, metode, dan tehnik mengajar.
  5. pengelompokkan siswa
  6. penyediaan waktu
  7. pengaturan ruangan
  8. pemilihan media
  9. evaluasi
  10. analisis umpan balik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar