BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia adalah makhluk teristimewa diantara makhluk ciptaan Allah SWT
yang lain. Manusia dapat menjalani alur kehidupannya sendiri. Manusia menemukan
sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya untuk mempertahankan hidup dan
mengembangkan peradabannya. namun kemudian, manusia tidak saja mendapatkan
manfaat dari sesuatu yang ditemukannya, tetapi juga mudharat, hingga manusia
berfikir untuk berusaha mengatasinya.
Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang bertujuan kepada
pembentukan akhlak yang mulia dan memiliki budi pekerti yang luhur. Pencapaian
tujuan pendidikan agama islam lebih ditekankan pada penguasaan kemampuan
psikomotorik, karena yang diharapkan adalah adanya perubahan tingkah laku siswa
dari segi negatif menuju segi positif setelah pembelajaran berlangsung. Hal ini
sejalan dengan tujuan pendidikan sebagaimana tertuang dalam UU nomor 2 tahun
1989 yang dirumuskan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohanai,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Tetapi pada masa sekarang, Pendidikan Agama Islam dirasakan
sangat sulit untuk mencapai tujuan Karena adanya penyempitan jam pelajaran,
terlebih disekolah umum.
Berbicara tentang aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, tentunya sebagai
pendidik tidak mungkin untuk meneliti siswanya secara maksimal selama dua puluh
empat jam, guru hanya bisa memantau ketika berada di lingkungan sekolah.
Kalaupun ada guru yang sampai mengetahui
atau memperhatikan kehidupan siswanya diluar lingkungan sekolah, itu
tidak mungkin bisa terhadap seluruh siswa. Akan tetapi tidak baik juga bagi
seorang pendidik jika tidak memperdulikan tentang kehidupan siswanya. Dalam hal
ini, perlu kiranya seorang guru memperhatikan bagaimana akhlak siswa terhadap
lingkungan sekitar.
Perencanaan merupakan penyusunann langkah-langkah kegiatan yang akan di
laksanakan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Suatu perencanaan
dapat di susun berdasarkan jangka waktu tertentu yaitu jangka panjang, jangka
menengah dan jangka pendek; menurut luas jangkauannya yaitu perencanaan makro
dan perencanaan mikro; perencanaan menurut wewenang pembuatnya yaitu
sentralisiasi dan desentralisasi; dan menurut telaahnya yaitu perencanaan
strategis, perencanaan manajerial dan perencanaan operasional. Dalam membuat
suatu perencanaan prinsip yang paling utama adalah harus dapat di laksanakan
dengan mudah dan tepat sasaran.
Secara lebih luas perencanaan oleh Bintoro Amidjodjo di definisikan
sebagai berikut:
- perencanaan dalam arti selaus-luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan di lakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
- perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-bauknya(maksimum out put )dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih efesien dan efektif.
- perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan di capai atau yang akan di lakukan, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa.
Dari
pengertian di atas dalam suatu perencanaan terdapat lima hal pokok sebagai
berikut:
- adanya
tujuan yang hendak di capai dari sesuatu yang di rencanakan.
- adanya
rangkaian kegiatan yang tersusun sistematis untuk mencapai tujuan.
- sumber
daya manusia yang akan melaksanakan rencana yang di susun untuk mencapai
tujuan.
- penetapan
jangka waktu kapan rencana akan di laksanakan.
- penerjemahan
rencana kedalam program yang konkrit dan nyata serta mudah di aplikasikan.
Istilah
sistem merupakan konsep yang abstrak. Karena bersifat abstrak, banyak para ahli
atau lembaga yang memberikan definisi tentang sistem dengan sudut pandang
masing-masing. Misalnya Jhonson, kast, dan rosenzweeig dalam salamoen yang
mendefinisikan: " sistem adalah suatu keseluruhan yang terorganisasi atau
kompleks, suatu gabungan atau kombinasi dari berbagai hal atua bagian, yang
membentuk satu kesatuan."
Menurut
lembaga administrasi negara:" sisitem pada hakikatnya adalah seperangkat
komponen, elemen, yang satu sama lain saling berkaitan, pengaruh mempengaruhi,
dan saling tergantung sehingga keseluruhannya merupakan suatu kesatuan yang
terintegrasi atau suatu totalitas, serta mempunyai peranan atau tujuan
tyertentu.
Berdasarkan
komponennya sistem dapat di bedakan
menjadi:
- sistem
kompleks
sisitem kompleks adalah
sisitem yang memiliki sub sistem cukup bahkan sangat banyak, dan antara sub
sistem yang satu dengan sub sisitem yang lain sangat terkait dan saling
mempengaruhi cukuip bahkan sangat banyak.
- sistem
sederhana
sistem sederhana adalah
sistem yang memilki sub sistem sedikit, dan antara sub sistem yang satu dengan
sub sistem yang lain saling terkait dan saling mempengaruhi juga sedikit.
Secara rinci
komponen-komponen pengajaran meliputi:
- spesifikasi
isi pokok bahan
- spesifikasi
tujuan pengajaran
- pengumpulan
dan penyaringan data tentang siswa
- penentuan
cara pendekatan, metode, dan tehnik mengajar.
- pengelompokkan
siswa
- penyediaan
waktu
- pengaturan
ruangan
- pemilihan
media
- evaluasi
- analisis
umpan balik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar