a. Aliran
Nativisme
Aliran
ini berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor-faktor yang
dibawa sejak lahir itulah yang menentukan perkembangannya dalam kehidupan.
Nativisme berkeyakinan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat
pembawaaan. Dengan demikian menurut mereka pendidikan tidak membawa manfaat
bagi manusia. Karena keyakinannya yang demikian itulah maka mereka di dalam
ilmu pendidikan disebut juga aliran Pesimisme Paedagogis. Tokoh aliran ini
adalah Schopenhaeur seorang filosof bangsa jerman. Nativisme berasal dari kata
dasar natus = lahir, nativius = kelahiran, pembawaaan
b. Aliran
Emprisme
Aliran
ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh faktor lingkungan
atau pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil
Manusia
dapat dididik menjadi apa saja (kearah yang baik atau kearah yang buruk)
menurut kehendak lingkungan atau pendidik-pendidiknya. Dengan demikian
pendidikan diyakini sebagai sebagai maha kuasa bagi pembentukan anak didik.
Karena pendapatnya yang demikian, maka dalam ilmu pendidikan disebut juga
Aliran Optimisme Paedagogis. Tokoh aliran ini yaitu John Locke.
Empirisme.
Berasal dari kata dasar empiri yang berarti pengalaman.
c. Aliran
Konvergensi
Yang
berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor pembawaan dan
lingkungan. Kedua-duanya (pembawaan dan lingkungan) mempunyai pengaruh yang
sama besar bagi perkembangan anak. Pendapat ini untuk pertama kalinya
dikemukakan oleh William Stern. Pendapat ini semua bermaksud menghilangkan
pendapat berat sebelah dari aliran nativisme dan empirisme dengan
mengkombinasikannya. Pada mulanya pendapat ini diterima oleh banyak orang
karena mampu menerangkan kejadian-kejadian dalam kehidupan masyarakat. Tetapi
dalam perkembangan selanjutnya banyak orang yang berkeberatan dengan pendapat
tersebut dan mengatakan kalau perkembangan manusia itu hanya ditentukan oleh
pembawaan dan lingkungan, maka hal ini tak ubahnya kehidupan hewan. Sebab hewan
itu pertumbuhannya hasil dari pembawaan dan lingkungan. Hewan hanya terserah
kepada pembawaan keturunannya dan pengaruh-pengaruh lingkungannya. Perkembangan
pada hewan seluruhnya ditentukan oleh kodrat, oleh hukum alam.
Sedangkan
manusia berbeda dengan hewan disamping dipengaruhi oleh pembawaan dan
lingkungan, manusia aktif dan kreatif dalam mewujudkan perkembangan itu. Drs. M
Ngalim Purwanto mengatakan dalam hal ini sebagai berikut:
“Manusia
bukan hasil belaka dari pembawaan dan lingkungannya; manusia hanya diperkembangkan
tetapi memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang dapat dan
sanggup memilih dan menentukan sesuatu yang mengenai dirinya secara bebas.
Karena itulah ia bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya: ia dapat juga
mengambil keputusan yang berlainan daripada yang pernah diambilnya. Proses
perkembangan manusia tidak hanya ditentukan oleh faktor pembawaan yang telah
ada pada orang itu dan faktor lingkungan yang mempengaruhi orang itu. Aktivitas
manusia itu sendiri dalam perkembangan sendiri turut menentukan atau memainkan
peran juga. Hasil perkembangan seseorang tidak mungkin dapat dibaca dari
pembawaannya dan lingkungannya saja.
d.
Pandangan Islam Tentang Keberhasilan Pendidikan
Islam
menyatakan bahwa manusia lair di dunia membawa pembawaan yang fitrah. Fitrah
ini berisi potensi untuk berkembang, profesi ini dapat berupa keyakinan
beragama, prilaku untuk menjadi baik ataupun menjadi buruk dan lain sebagainya
yang kesemuanya harus dikembangkan agar ia bertumbuh secara wajar sebagi hamba
Allah.
Rasulullah
SAW. Bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ
يُوْلَدُ عَلَى اْلفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْيُنَصِّرَانِهِ أَوْ
يُمَجِّسَانِهِ (الحديث)
Artinya:
“Semua
anak dilahirkan membawa fitrah (bakat keagamaan), maka terserah kepada kedua orang
tuanya untuk menjadikan beragama Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.”
Demikian
pula Rasulullah SAW yang menasihati agar memilih wanita yang baik agar
keturunan itu baik.
Rasulullah
SAW bersabda:
تَخَيَّرُوْالِنُطَفِّكُمْ
فَاءِنَّالعَرَقَ سَاسٌ (الحد يث)
Artinya
“Pilihlah
untukmu benihmu karena keturunan itu dapat mencelupkan”
(Al
Hadits)
Disamping
keturunan juga menekankan kepada pendidikan dan usaha diri manusia untuk
berusaha agar mencapai pertumbuhan yang optimal.
Allah
berfirman:
قُوْآأَنْفُسَكُمْ
وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا... (التحريم : 6)
Artinya:
“Jagalah
dirmu dan keluargamu dari api neraka”
Allah
berfirman pula:
وَأَنْ
لَيْسَ لِلاْءِ نْسَانِ إِلاَمَاسَعَى (النجم:39)
Artinya:
“Bahwa
bagi manusia itu apa yang mereka usahakan.”
Dengan
demikian menurut Islam perkembangan kehidupan manusia bahkan bahagia atau
celakanya itu ditentukan oleh pembawaan. Lingkungan dan usaha (aktivitas)
manusia itu sendiri dalam mengusahakan perkembangannya.
Sehubungan
dengan hal tersebut maka Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ مَثَلَ جَلِيْسِ
الصَّالِحِ وَاْلجَلِيْسِ السُّوْءِ كَحَامِلِ اْلمِسْكِ وَنَافِحِ
اْلكِيْرِ.فَحَا مِلُ اْلمِسْكِ إِمَّاأَنْ يُهْدِيُكَ وَإِمَّاأَنْ تَتَّبِعَ
مِنْهُ وَإِمَّاأَنْ تَجِدَمِنْهُ رِيْحًاطَيِّبَةً وَنَفِحُ اْلكِيْرِإِمَّاأَنْ
يُحَرِّكَ ثِيَابَكَ وَإِمَّاأَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيْحًامُذْتَنَهْ (متفق عليه)
Artinya:
“Sesungguhnya
perumpamaan teman sepergaulan yang baik dan teman spergaulan yang jahat seperti
pembawaan minyak wangi kasturi dan peniup dapur pandai besi. Adapun pembawa
minyak wangi ksturi bisa jadi menghadihkannya kepadamu atau kamu membelinya
atau (paling tidak) kamu mendapatkan wangi. Sedangkan peniup dapur tukang besi,
bisa jadi ia menyebabkan bajumu terbakar atau (paling tidak) kamu mendapatkan
bau busuknya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar