BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya
kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan. Merasakan makanan yang terus-menerus akan menimbulakan kebosanan.
Orang akan lebih suka bila hidup itu diisi dengan penuh variasi dalam arti kata
positif. Makan makanan yang bervariasi Mendengarkan lagu-lagu baru lebih
menyenangkan daripada lagu-lagu yang tiap hari didengar. Rekreasi pada dasarnya
juga mengurangi kebosanan pandangan ditempat asalnya. Mengatur alat rumah
tangga sering berganti, akan membuat orang lebih senang dirumah daripada pergi.
Demikian juga dalam proses belajar mengajar . Bila guru dalam proses belajar
mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa, perhatian
siswa berkurang, mengantuk, dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam
hal ini guru memerlukan adanya variasi dalam mengajar siswa.
Keterampilan mengadakan variasi
dalam proses belajar mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam
gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, dan
variasi dalam interaksi antara guru dan siswa.
Apabila ketiga komponen tersebut dikombinasikan dalam
penggunaannya atau secara integrasi, maka akan meningkatkan perhatian siswa,
membangkitkan keinginan dan kemampuan belajar. Keterampilan dalam mengadakan
variasi ini lebih luas penggunaannya daripada keterampilan lainnya, karena
merupakan keterampilan campuran atau diintegrasikan dengan keterampilan yang
lain. Misalnya, variasi dalam memberikan penguatan, variasi dalam memberi
pertanyaan, dan variasi dalam tingkat kognitif.
Dalam proses belajar mengajar ada variasi bila guru dapat
menunjukkan adanya perubahan dalam gaya
mengajar, media yang digunakan berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola
interaksi antara guru-siswa, siswa-guru dan siswa-siswa. Variasi lebih bersifat
proses daripada produk.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian
siswa, motivasi dan belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi dimadsud adalah :
1. Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa Terhadap Relevansi
Proses Belajar Mengajar
Dalam proses belajar mengajar perhatian dari siswa terhadap
materi pelajaran yang diberikan sangat dituntut. Sedikitpun tidak diharapkan
adanya siswa yang tidak atau kurang memperhatikan penjelasan guru, karena hal
itu akan menyebabkan siswa tidak mengerti akan bahan yang diberikan guru.
Dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan kesukaran
untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi pelajaran yang
diberikan. Berbagai factor memang mempengaruhi. Misalnya factor penjelasan guru
yang kurang mengenai sasaran, situasi diluar kelas yang dirasakan siswa lebih
menarik daripada materi pelajaran yang diberikan guru, siswa yang kurang
menyenangi materi yang diberikan guru.
Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam proses
belajar mengajar, karena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi
pelajaran yang guru jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Tecapainya tujuan pembelajaran tersebut bila setiap siswa
mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatu pertemuan kelas.
Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya
perubahan di dalam diri siswa. Jadi, perhatian adalah masalah yang tidak bisa
dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan pembelajaran.
Karena itu, guru memperhatikan variasi mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum.
Karena itu, guru memperhatikan variasi mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum.
2. Memberikan Kesempatan Kemungkinan Berfungsinyanya
Motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi di dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru selalu memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak di dalam diri setiap siswa selama pelajaran berlangsung.
Dalam proses belajr mengajar di kelas, tidak setiap siswa mempunyai motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi seorang siswa menyenanginya, tetapi bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak menyenanginya. Ini merupakan masalah bagi guru dalam setiap kali mengadakan pertemuan. Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan.
Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Seorang siswa tidak akan dapat belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada motivasi di dalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi, seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru selalu memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak di dalam diri setiap siswa selama pelajaran berlangsung.
Dalam proses belajr mengajar di kelas, tidak setiap siswa mempunyai motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi seorang siswa menyenanginya, tetapi bahan yang lain boleh jadi siswa tersebut tidak menyenanginya. Ini merupakan masalah bagi guru dalam setiap kali mengadakan pertemuan. Guru selalu dihadapkan pada masalah motivasi. Guru selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang memperhatikan materi pelajaran yang diberikan.
Bagi siswa yang sering memperhatikan materi pelajran yang
diberikan, bukanlah masalah bagi guiru. Karena di dalam diri siswa tersebut
sudah ada motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasanya
dengan kesadarannya sendiri memperhatikan penjelasan guru. Rasa ingin tahunya
lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai gangguan yang
ada disekitarnya kurang dapt mempengaruhinya agar memecahkan perhatiannya.
Lain halnya bagi siswa yang tidak ada motivasi di dalam
dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya
mutlak diperlukan. Disini peranan guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi
motivasi, yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat,
motivasi sebagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat
untuk menyeleksi perbuatan.
3. Membentuk Sikap Positif terhadap Guru dan Sekolah
Adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa di kelas ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap seorang guru. Sikap negative ini tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga pada siswi. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang oleh guru tersebut juga menjadi tidak disenangi. Acuh tak acuh sering ditunjukkan lewat sikap dan perbuatan ketika guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran di kelas.
Adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri bahwa di kelas ada siswa tertentu yang kurang senang terhadap seorang guru. Sikap negative ini tidak hanya terjadi pada siswa, tetapi juga pada siswi. Konsekuensinya bidang studi yang dipegang oleh guru tersebut juga menjadi tidak disenangi. Acuh tak acuh sering ditunjukkan lewat sikap dan perbuatan ketika guru tersebut sedang memberikan materi pelajaran di kelas.
Metode mengajar yang dipergunakan itu-itu saja. Misalnya
hanya menggunakan metode ceramah untuk setiap kali melaksanakan tugas mengajar
di kelas. Tidak pernah terlihat menggunakan metode yang lain. Misalnya metode
diskusi, resitasi, Tanya jawab, problem solving atau cerita.
Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan
diri dan pandai mengambil hati siswa. Dengan sikap ini siswa merasa
diperhatikan oleh guru. Siswa selalu ingin dekat dengan guru. Ketiadaan guru
barang sehari di sekolah tidak jarang dipertanyakan. Siswa merasa rindu untuk
selalu dekat di sisi guru. Guru seperti itu biasanya karena gaya mengajarnya dan pendekatannya yang
sesuai dengan psikologis siswa.
Variasi mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa. Di
sela-sela penjelasan selalu diselingi humor dengan pendekatan yang edukatif,
jauh dari sikap permusuhan.
B. Variasi Gaya Mengajar
1. Pengertian Variasi Gaya
Mengajar
a. Menurut Uzer Usman variasi adalah suatu kegiatan guru
dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi
kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar. Murid senantiasa
menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi.
b. Menurut Abu Ahmadi gaya
mengajar adalah tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam melaksanakan
proses pengajaran.
c. Menurut Abdul Qadir Munsyi, gaya
mengajar adalah gaya
yang dilakukan guru pada saat mengajar di muka kelas.
d. Menurut Syahminan Zaini, gaya
mengajar adalah gaya
atau tindak-tanduk guru sebagai pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan
pelajarannya kepada siswa.
Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi
gaya mengajar
adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar
mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa senantiasa
menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar