Ikhtisar sejarah agama Nasrani ini, ialah sejarah
agama Nasrani sejak diturunkan sampai
datangnya agama Islam.
Agama Nasrani, adalah
agama yang diamanahkan kepada sayyidina Isa as yang turunyya di Palestina juga.
Nabi Isa
as menganjurkan ketauhidan kepada
kaumnya yang kebanyakan dari kaum Bani Israil, sedang Bani isra’il ketika itu sudah menyelewengkan
agamanya dari yang dibawa nabi Musa as.
Antara mereka
terjadi perselisihan-perselisihan. Maka nabi Isa as diutus untuk mendamaikan mereka. Agar saling
mengerti dan kembali kepada pokok agama semula, yaitu kepada meng-Esakan Allah
SWT.
Sebagai
pegangan atau landasan Nabi Isa as menyiarkan agamanya, yaitu kitab Injil.
Kitab itu mengandung nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk .
Beliau
menyiarkan agama tauhid itu sekalian
memperdamaikan kaum-kaum yang bersengketa, sekalipun menemui rintangan –rintangan yang hebat dari
kalangan Yahudi. Rasa permusushan orang
Yahudi itu tak ada akhirnya, mereka berusaha untuk membunuh Nabi Isa as.
Tetapi Allah
SWT melindungi nya sampai akhir riwayatnya, ketika dilakukan pengejaran
terhadap dirinya untuk dibunuh. Allah melindungi beliau dengan
menyamarkan, sehingga orang-orang yahudi menangkap dan membunuh salah seorang diantara mereka, yang
disangkanya itulah Nabi Isa as. Sedangkan yang sebenarnya Nabi isa telah
diangkat Allah untuk dilindungi dari pengejaran dan pembinasaan orang-orang
Yahudi tersebut. Demikianlah menurut islam
yang dicantumkan Allah dalam Al-qur’an terhadap Nabi Isa as.
Ketika terjadi
peristiwa penangkapannya, menurut keterangan sebahagian ahli tafsir, beliau
berusia 33 tahun 3 bulan dan 3 hari.
Agam Nasrani
sesudah ditinggalkan Nabi Isa as lama kelamaan mengalami perubahan, sedikit demi sedikit dalam bidang ketauhidannya. Perkembangan ini
berlangsung, tidaklah sekaligus, tetapi
berangsur-angsur, sebagai yang
diterangkan dalam sejarah:
a.
Segolongan nasrani yang diketuai
oleh Paulus, yang menjabat kepala agama di Intakia (Syiria), yang teguh
ketauhidannya. Mereka berpendapat bahwa Isa, adalah seorang hamba dan Rasul
Allah seperti Nabi-nabi yang lain. Paulus sendiri bila ditanya pendapatnya
tentang kalimah Ruhul Qudus ia menjawab;” saya tidak tahu”
b.
Golongan
Arius, yaitu aliran Arius, seorang
pendeta di Iskandariah. Ia tetap
berpegang kepada ketauhidannya yang sebenarnya. Dan ia berpendapat , bahwa isa
adalah seorang hamba, utusan dan makhluk
Allah. Tetapi ia menambah pula dengan perkataannya bahwasanya : sesungguhnya Isa
itu sebagai kalimah Allah, yang dengan kalimah Allah itulah terjadinya bumi dan langit ini. (ini sudah
mulai ada bayangan yang menunjukan
kepada berbilangnya Tuhan).
c.
Golongan
Parparani. Golongan ini berpendapat bahwa Isa dan ibunya, keduanya itu adalaah
tuhan. Barangkali pendapat mereka inilah
yang dikatakan Allah dalam Firmannya
sebagai berikut:
“Apakah engkau
Isa, yang mengatakan kepada manusia;
jadikanlah aku dan ibuku keduanya menjadi Tuhan selain dari pada Allah’’.
Demikianlah
keadaan kaum Nasrani yang kemudian, yang
berpendapat Tuhan itu menjadi Tiga. Jadi hampir seluruh golongan
oknum itupun, adalah satu. Yaitu
jauhar yang Qadim yang artinya
Bapa, Anak dan Ruhul Qudus. Semuanya itu
Tuhan yang satu. Dan anak itu diturunkan dari langit, bersemi (berada) dalam
tubuh maryam. Kemudian ia dapat dilihat
orang setelah dilahirkan, disitu timbullah beberapa mu’jizatnya yang
berupa “dapat menghidupkan orang mati,
menyembuhkan orang sakitdan dapat
mengabarkan perkhabaran-perkhabaran yang ghaib, dan akhirnya dibunuh, disalibkan dan
dikuburkan”.
Setelah
beberapa hari kemudian ia keluar
dari kuburan tersebut serta menampakkan diri kepad sahabat dan
kaum-kaumnya. Semua kaum keluarga dan sahabatnya mengenal Isa
sungguh-sungguh, tanpa ragu-ragu, kaum keluarga dan sahabatnya mengetahui dan
mengenal Isa itu dengan sungguh-sungguh.
Kemudian Nabi
isa Mi’raj kelangit meninggalkan kaum keluarganya. Demikianlah pendirian hampir
seluruh golongan dan
pengikut-pengikut Nasrani.
Akan tetapi
setelah itu kaum Nasrani berbeda pendapat pula tentang tabi’at dan kejadian Al-masih,
dari jurusan perhimpunannya sifat ke-Tuhanan dan kemanusiaan dalam suatu diri
Al-Masih. Ada beberapa
pendapatdiantaranya:
a.
Golongan
Malkaniyah.
Golongan
ini berpendapat, sesungguhnya
Al-masih itu ialah tuhan yang
sempurna dalam segala-galanya dan juga
manusia yang sempurna dalam segalanya, dan tiap-tiap itu tidak terpisah, bahkan
satu. Adapun Maryam ialah Tuhan dan kemanusiaanya yang berada dalam jiwa Isa itu, keduanya adalah anak Allah juga. Akan
tetapi yang terbunuh lalu disalibkan itu
adalah bahagian daripada kemanusiaanya.
Sedang
bahagian ke-Tuhanannya tidaklah dapat diganggu sedikitpun juga. Golongan ini
berada didaerah Itali (Roma) dan Habsyah, dari sini akhirnya mengalir
kenegri Yaman.
b.
Golongan
Nasturyah (Nastorianisme)
Golongan
ini berpendapat hamper sama dengan golongan malkaniyah tadi . tetapi ada perbedaannya sedikit. Yaitu Maryam memperanakkan hanya bahagian kemanusiaannya saja, tidak memperanakkan
bahagian ke-Tuhanan daripada Isa itu.
Dan ketika dibunuh dan disalib, bahagian
ke-Tuhanannya tidk terganggu sama
sekali. Golongan ini berada di sekitar Irak, yaitu ditanah arab kerajaan Manazirah.
c.
Golongan
ya’cubyah.
Golongan
ini berpendapat, bahwa ke-Tuhanan dan kemanusiaan itu tergabung dalam satu
tabiat, yaitu Al-Masih. Bahwa Allah itu
Al-Masih semata-mata.
Barangkali
golongan inilah yang diisyaratkan Allah dalam Al-Qur’an Q.S Al-Maidah ayat 72
“ Sesungguhnya telah menjadi kafirlah orang-orang yang mengatakan, bahwasanya Allah
itu, dialah Al-Masih anak Maryam’’.
Golongan
ini berada didaerah Palestina, yaitu di
bawah kerajaan Khasasinah. Dari keterangan diatas, jelaslah bagaimana keadaan kaum Nasrani sebelum
kedatangan islam. Di antara golongan-golongan itu sering terjadi pertentangan yang menimbulkan
kekeruhan dan perpecahan dikalangan kerajaan Roma. Dari pihak kerajaaan selalu
berusaha untuk mendamaikan, tetapi tak
berhasil.
Dari
sini kita lihat, ketiga golongan itu telah mendarah kesegenap penjuru tanah
Arab. Mereka giat menyiarkan dan meluaskan mazhab dan golongannya masing-masing
kepada orang-orang Arab dizaman Jahiliyah itu.
Kaum
Nasrani dikala itu, sangat dipengaruhi
oleh falsafah yunani. Lebih-lebih falsafah Yunani yang bercokol
diperguruan-perguruan di Iskandariyah. Perguruan-perguruan Iskandariayah itu
corak falsafahnya setaraf dengan Yunani dahulu. Ialah falsafah yang mengandung
tasawuf dan akhlak. Falsafah inilah yang mempengaruhi alam pikiran orang Arab
dizaman jahiliyah, juga sesudah islam. Demikianlah
ringkasan sejarah agama Nasrani , Sekedar untuk meluaskan pandangan dan
pengetahuan kita semua.
Referensi : Ilmu
Kalam karangan prof K.H.M Taib Thahir Abd. Mu’in penerbit widjaya Jakarta : 1997 hal
44-47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar