Halaman

Senin, 03 Oktober 2011

SEJARAH SINGKAT AGAMA NASRANI



Ikhtisar  sejarah agama Nasrani ini, ialah sejarah agama Nasrani sejak diturunkan sampai  datangnya  agama Islam.
Agama Nasrani,  adalah  agama yang diamanahkan kepada sayyidina Isa as   yang turunyya di Palestina juga.
Nabi Isa as  menganjurkan ketauhidan kepada kaumnya yang kebanyakan dari kaum Bani Israil, sedang Bani  isra’il ketika itu sudah menyelewengkan agamanya dari yang dibawa nabi Musa as.
Antara mereka terjadi perselisihan-perselisihan. Maka nabi Isa as diutus  untuk mendamaikan mereka. Agar saling mengerti dan kembali kepada pokok agama semula, yaitu kepada meng-Esakan Allah SWT.
Sebagai pegangan atau landasan Nabi Isa as menyiarkan agamanya, yaitu kitab Injil. Kitab itu mengandung nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk .
Beliau menyiarkan agama tauhid  itu sekalian memperdamaikan kaum-kaum yang bersengketa, sekalipun  menemui rintangan –rintangan yang hebat dari kalangan Yahudi. Rasa  permusushan orang Yahudi itu tak ada akhirnya, mereka berusaha untuk membunuh  Nabi Isa as.
Tetapi  Allah  SWT  melindungi nya sampai  akhir riwayatnya, ketika dilakukan pengejaran terhadap  dirinya  untuk dibunuh. Allah melindungi beliau dengan menyamarkan, sehingga orang-orang yahudi menangkap dan membunuh  salah seorang diantara mereka, yang disangkanya itulah Nabi Isa as. Sedangkan yang sebenarnya Nabi isa telah diangkat Allah untuk dilindungi dari pengejaran dan pembinasaan orang-orang Yahudi tersebut. Demikianlah menurut islam  yang dicantumkan Allah dalam Al-qur’an terhadap  Nabi Isa as.
Ketika terjadi peristiwa penangkapannya, menurut keterangan sebahagian ahli tafsir, beliau berusia 33 tahun 3 bulan dan 3 hari.
Agam Nasrani sesudah ditinggalkan Nabi Isa as lama kelamaan mengalami  perubahan, sedikit demi sedikit  dalam bidang ketauhidannya. Perkembangan ini berlangsung,  tidaklah sekaligus, tetapi berangsur-angsur, sebagai  yang diterangkan dalam sejarah:
a.                    Segolongan nasrani  yang diketuai  oleh Paulus, yang menjabat kepala agama di Intakia (Syiria), yang teguh ketauhidannya. Mereka berpendapat bahwa Isa, adalah seorang hamba dan Rasul Allah seperti Nabi-nabi yang lain. Paulus sendiri bila ditanya pendapatnya tentang kalimah Ruhul Qudus ia menjawab;” saya tidak tahu”
b.                   Golongan Arius, yaitu aliran Arius, seorang  pendeta di Iskandariah.  Ia tetap berpegang kepada ketauhidannya yang sebenarnya. Dan ia berpendapat , bahwa isa adalah seorang  hamba, utusan dan makhluk Allah. Tetapi ia menambah pula dengan perkataannya bahwasanya : sesungguhnya Isa itu sebagai kalimah Allah, yang dengan kalimah Allah itulah  terjadinya bumi dan langit ini. (ini sudah mulai  ada bayangan yang menunjukan kepada berbilangnya Tuhan).
c.                   Golongan Parparani. Golongan ini berpendapat bahwa Isa dan ibunya, keduanya itu adalaah tuhan. Barangkali  pendapat mereka inilah yang dikatakan Allah dalam Firmannya  sebagai berikut:
“Apakah engkau Isa, yang mengatakan kepada  manusia; jadikanlah aku dan ibuku keduanya menjadi Tuhan selain dari pada Allah’’.
Demikianlah keadaan kaum Nasrani yang kemudian,  yang berpendapat  Tuhan itu  menjadi Tiga. Jadi hampir seluruh golongan oknum itupun, adalah satu. Yaitu  jauhar  yang Qadim yang artinya Bapa, Anak dan Ruhul  Qudus. Semuanya itu Tuhan yang satu. Dan anak itu diturunkan dari langit, bersemi (berada) dalam tubuh maryam.  Kemudian ia dapat dilihat orang setelah dilahirkan, disitu timbullah beberapa mu’jizatnya yang berupa  “dapat menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang sakitdan dapat  mengabarkan perkhabaran-perkhabaran yang ghaib,  dan akhirnya dibunuh, disalibkan dan dikuburkan”.
Setelah beberapa hari  kemudian ia  keluar  dari kuburan tersebut serta menampakkan diri kepad sahabat dan kaum-kaumnya.  Semua  kaum keluarga dan sahabatnya mengenal Isa sungguh-sungguh, tanpa ragu-ragu, kaum keluarga dan sahabatnya mengetahui dan mengenal Isa itu dengan sungguh-sungguh.
Kemudian Nabi isa Mi’raj kelangit meninggalkan kaum keluarganya. Demikianlah pendirian hampir  seluruh golongan dan pengikut-pengikut  Nasrani.
Akan tetapi setelah  itu kaum Nasrani  berbeda pendapat  pula tentang tabi’at dan kejadian Al-masih, dari jurusan perhimpunannya sifat ke-Tuhanan dan kemanusiaan dalam suatu diri Al-Masih. Ada beberapa  pendapatdiantaranya:
a.                   Golongan Malkaniyah.
Golongan ini berpendapat,  sesungguhnya Al-masih  itu ialah tuhan yang sempurna  dalam segala-galanya dan juga manusia yang sempurna dalam segalanya, dan tiap-tiap itu tidak terpisah, bahkan satu. Adapun Maryam ialah Tuhan dan kemanusiaanya yang berada dalam jiwa Isa  itu, keduanya adalah anak Allah juga. Akan tetapi  yang terbunuh lalu disalibkan itu adalah bahagian daripada  kemanusiaanya.
Sedang bahagian ke-Tuhanannya tidaklah dapat diganggu sedikitpun juga. Golongan ini berada didaerah Itali (Roma) dan Habsyah, dari sini akhirnya mengalir kenegri  Yaman.
b.                  Golongan Nasturyah (Nastorianisme)
Golongan ini berpendapat  hamper  sama dengan golongan malkaniyah tadi .  tetapi ada perbedaannya sedikit. Yaitu  Maryam memperanakkan hanya  bahagian kemanusiaannya saja, tidak memperanakkan bahagian ke-Tuhanan daripada Isa itu.  Dan ketika dibunuh dan disalib, bahagian  ke-Tuhanannya  tidk terganggu sama sekali. Golongan ini berada di sekitar Irak, yaitu ditanah  arab kerajaan Manazirah.
c.                   Golongan ya’cubyah.
Golongan ini berpendapat, bahwa ke-Tuhanan dan kemanusiaan itu tergabung dalam satu tabiat, yaitu Al-Masih. Bahwa Allah  itu Al-Masih  semata-mata.
Barangkali golongan inilah yang diisyaratkan Allah dalam Al-Qur’an Q.S Al-Maidah ayat 72
 “ Sesungguhnya telah  menjadi kafirlah  orang-orang yang mengatakan, bahwasanya Allah itu, dialah Al-Masih  anak Maryam’’.

Golongan ini berada didaerah Palestina,  yaitu di bawah kerajaan Khasasinah. Dari keterangan diatas, jelaslah  bagaimana keadaan kaum Nasrani sebelum kedatangan islam. Di antara golongan-golongan itu sering  terjadi pertentangan yang menimbulkan kekeruhan dan perpecahan dikalangan kerajaan Roma. Dari pihak kerajaaan selalu berusaha untuk  mendamaikan, tetapi tak berhasil.
Dari sini kita lihat, ketiga golongan itu telah mendarah kesegenap penjuru tanah Arab. Mereka giat menyiarkan dan meluaskan mazhab dan golongannya masing-masing kepada orang-orang Arab dizaman Jahiliyah itu.
Kaum Nasrani  dikala itu, sangat dipengaruhi oleh falsafah yunani. Lebih-lebih falsafah Yunani yang bercokol diperguruan-perguruan di Iskandariyah. Perguruan-perguruan Iskandariayah itu corak falsafahnya setaraf dengan Yunani dahulu. Ialah falsafah yang mengandung tasawuf dan akhlak.  Falsafah inilah  yang mempengaruhi alam pikiran orang Arab dizaman jahiliyah, juga sesudah islam.  Demikianlah ringkasan sejarah agama Nasrani , Sekedar untuk meluaskan pandangan dan pengetahuan kita semua. 

Referensi : Ilmu Kalam karangan prof  K.H.M  Taib Thahir Abd.  Mu’in penerbit widjaya Jakarta : 1997 hal 44-47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar